Kemkominfo: Jangan Sebarkan Info Menyesatkan Soal Erupsi Gunung Semeru

Kemkominfo meminta agar semua pihak tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan terkait erupsi Gunung Semeru

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Des 2021, 10:28 WIB
Tim SAR melakukan operasi pencarian orang hilang menyusul erupsi Gunung Semeru di desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal sampai Minggu sore berjumlah 14 orang. (ADEK BERRY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) meminta agar tidak ada pihak yang membuat situasi usai letusan Gunung Semeru menjadi lebih sulit dengan informasi yang menyesatkan.

Nursodik Gunarjo, Direktur Pengelolaan Media Kemkominfo mengatakan, bencana seperti erupsi Gunung Semeru memang erat kaitannya dengan kerisauan, kesedihan, keresahan, dan ketakutan.

Nursodik, dalam konferensi pers virtual BNPB pada Senin (6/12/2021) malam mengatakan, hal-hal tersebut tengah dirasakan oleh masyarakat di Lumajang erupsi Gunung Semeru.

"Oleh karena itu, bapak dan ibu, mari kita bersama, jangan semakin menyulitkan publik yang sedang sulit dengan info-info yang sifatnya infodemik atau justru yang tidak benar," kata Nursodik.

Dia pun meminta agar masyarakat dan semua pihak untuk menyebarkan berita yang "menyejukkan" serta berita yang memberikan semangat bagi mereka yang terkena bencana.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sebarkan Informasi yang Jadi Petunjuk

Gunung Semeru menjulang sehari setelah erupsi di atas desa Lumajang, Jawa Timur, pada Minggu (17/1/2021). Kendati demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) menegaskan status Semeru masih level II atau Waspada. (Juni Kriswanto / AFP)

Selain itu, Nursodik juga meminta agar informasi yang disampaikan ke publik adalah informasi yang bersifat menenangkan, menjelaskan, dan memberikan petunjuk untuk menghadapi situasi tersebut.

"Dan juga informasi yang memberikan petunjuk secara jelas dan benar, apa yang harus dilakukan dalam situasi tanggap darurat ini," kata Nursodik.

Ia pun mengatakan, semua hal tadi juga membutuhkan dukungan media dan semua masyarakat.

"Di era komunikasi dan informasi digital, semua bisa menjadi produsen, konsumen, dan bahkan media untuk menyampaikan banyak hal kepada masyarakat," kata Nursodik.


Media Center yang Fungsional

Warga terdampak letusan gunung Semeru mengungsi di tempat penampungan sementara di desa Sumber Wuluh di Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Berdasarkan laporan Posko Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru erupsi, total korban jiwa ada sebanyak 15 orang meninggal dunia. (Juni Kriswanto/AFP)

Lebih lanjut, Nursodik juga mengakui membutuhkan waktu untuk membangun media center yang representatif. Sehingga untuk sementara, akan disediakan media center yang sifatnya fungsional.

"Artinya meskipun wujudnya masih jadi satu dengan tenda utama BNPB, tetapi mudah-mudahan dari fungsinya, fakta, informasi, dan data yang diperlukan masyarakat, akan terus kita sebar luaskan," kata Nursodik.

Dia pun mengatakan, dalam waktu dekat pemerintah akan mencoba untuk membangun media center, dengan lokasi tersendiri apabila diperlukan.

"Setidaknya yang paling diperlukan saat ini, di tanggap darurat ini, adalah fungsinya," kata Nursodik.

(Dio/Ysl)


Infografis Kejutan Tak Terduga Erupsi Gunung Semeru

Infografis Kejutan Tak Terduga Erupsi Gunung Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya