Jadi Kreator Konten Kian Digemari, Bisa Raih Insentif

Pesatnya perkembangan dunia digital turun memunculkan tren hingga potensi anak muda menjadi kreator konten.

oleh Putu Elmira diperbarui 07 Des 2021, 22:02 WIB
Ilustrasi kreator konten. (dok. Unsplash.com/Andrew Neel @andrewtneel)

Liputan6.com, Jakarta - Melesatnya pertumbuhan dunia digital turut berpengaruh dengan ekosistem yang ada di dalamnya. Jadi kreator konten kian digemari karena tak hanya dapat menggali kreativitas dalam menghasilkan konten, tetapi juga meraih insentif.

Menurut data dari Kantor Media Trends Prediction 2022 Nielsen Indonesia, selama pandemi, sebanyak 28 persen orang mencari kegiatan hiburan sehari-hari. Sementara, 83 persen orang Indonesia menonton video online. Di 2021, video online dianggap sebagai kanal media paling berpengaruh sebesar 71 persen dibanding medium lain.

"Boleh dibilang, 2021 eranya content creator. Ada banyak content creator, sudah di-consider sebagai sebuah profesi," kata Angga Anugrah Putra, Head of Operations, TikTok Indonesia dalam media briefing virtual, Selasa (7/12/2021).

Meningkatnya ketertarikan terjun di dunia digital tidak lebih dari semangat para kreator konten dalam menyuguhkan konten yang beragam. Angga melihat para kreator konten juga menjadikan TikTok sebagai tempat saling terhubung, menghibur, dan menginspirasi.

"Di 2021, komunitas TikTok meningkat dan mereka secara ekspresi kreatif dengan cara-cara yang baru, imajinasi dengan berbagai konten juga," tambahnya.

Angga mengungkap, kreator konten jadi detak jantung TikTok untuk terus menginspirasi. Selain itu, ada pula brand dan bisnis yang hadir dengan memperlihatkan sisi autentiknya di TikTok.

"TikTok menjawab dengan menghadirkan tools baru, memudahkan para kreator menghasilkan konten lebih autentik dan berkualitas," terang Angga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kreator Ekonomi

Ilustrasi aplikasi TikTok. (dok. pexels/cottonbro)

Digital Activist dan Social Media Advocates Enda Nasution menyebut ada transformasi yang pesat dari kehadiran kreator konten saat ini. Dikatakannya, jika dahulu orang hanya memproduksi foto sebagai hobi, saat ini ada insentifnya.

"Kalau sekarang ada insentif lebih besar untuk konten kreator membuat konten secara rajin dengan kualitas lebih baik juga. Banyak yang mengambil jalur hiburan, ada juga edukasi dan informatif," kata Enda.

Enda menyebut, kebanyakan memasuki era yang disebutnya sebagai "kreator ekonomi." "Semacam sebuah loop, kalau dulu brand atau pemilik produk biasanya beriklan atau berkomunikasi. Sekarang tetap berkomunikasi dan dibantu content creator yang menggunakan layanan atau produk itu dan pembuat konten jadi dapat insentif," jelasnya.

Hal tersebut, dikatakan Enda, terus bergulir. Mengingat adanya insentif, kreator konten dapat membuat konten secara lebih baik.

"Kemudian dapat lagi (insentif) dan terus begitu, itu disebut sebagai kreator ekonomi. Ada transaksi, ada ekonomi yang terbentuk, ada penghasilan yang bisa didapat, ada insentif untuk create konten yang lebih banyak lagi," lanjut Enda.


Kian Bertumbuh

Ilustrasi kreator konten. (dok. Unsplash.com/@chuklanov)

Enda berkata, "Ini sudah berjalan lama, content creator sudah jadi semacam cita-cita juga sekarang. Karena profesinya menarik, bisa jalan-jalan, coba makanan dan dapat produk, dapat penghasilan dengan produksi konten. Tapi, jangan salah, itu enggak gampang."

Untuk menjadi seorang kreator konten yang baik harus dapat berimajinasi hingga bereksplorasi. Hal tersebut juga dibarengi dengan memanfaatkan fitur-fitur yang telah tersedia saat ini dan ditunjang koneksi internet yang baik.

"Ke depan, growth akan terus bertambah. Kreator ekonomi semakin besar, content creator makin banyak dan semoga bermanfaat bagi kita semua," tutur Enda.


Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya