Cegah Penyebaran Omicron, DPR: Strategi Mengendalikan Varian Delta Perlu Diteruskan

Menurut Zulfikar, kesadaran masyarakat terkait protokol masyarakat sudah meningkat, hanya saja mulai ada sedikit ketidakwaspadaan karena jumlah pasien Covid-19 terus menurun.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2021, 16:52 WIB
Pedagang kaki lima melintasi mural bertemakan Imbauan Protokol Kesehatan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Minggu (25/10/2020). Gubernur DKI Anies Baswedan kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi hingga 8 November 2020. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Strategi pemerintah dalam mengendalikan Covid-19 varian Delta dinilai perlu diteruskan pada upaya mencegah varian Omicron. Anggota DPR dari Fraksi Golkar Zulfikar Arse Sadikin menilai pemerintah sudah berhasil dalam mengendalikan varian Delta.

Dia menambahkan, keberhasilan pemerintah itu pun sudah diakui oleh dunia, dan dijadikan contoh bagi beberapa negara lain oleh WHO. Maka itu, kata dia, pemerintah daerah tetap garda terdepan dalam pengendalian Covid-19. 

"Bukan agresif, namun tepatnya lebih kepada responsif dalam melakukan pengawasan di masyarakat," ujarnya kepada wartawan, Senin (6/12/2021).

Pemerintah, kata Zulfikar perlu mengutamakan pendekatan yang manusiawi ketimbang pendekatan yang agresif. "Sekali lagi, kita patut pertahankan strategi saat pengendalian varian Delta dalam menghadapi varian Omicron ini," katanya.

Menurut dia, kesadaran masyarakat terkait protokol masyarakat sudah meningkat, hanya saja mulai ada sedikit ketidakwaspadaan karena jumlah pasien Covid-19 terus menurun.

"Ini tentu tugas kita bersama agar jangan sampai periode gelombang kedua terulang kembali pada gelombang ketiga. Mengingat varian virus semakin berbahaya saat ini," imbuhnya.

Zulfikar kembali mengingatkan perlunya meneruskan keberhasilan strategi dalam mengendalikan varian Delta.

"Terutama dengan mengingatkan kembali bagaimana varian Delta berhasil membuat kehidupan kita sulit, baik itu dari sisi ekonomi maupun ditinggalkan sanak saudara menjadi korban," ujarnya.

Dia menilai pengaruhnya sangat besar jika masyarakat meningkatkan kedispilinan protokol kesehatan (prokes). "Karena penularan akan semakin sulit terjadi bila kita taat prokes," ungkapnya.

Zulfikar juga meyakini, masyarakat sudah sangat terbiasa dan paham betul manfaat dari prokes untuk melindungi diri mereka dari Covid-19.

"Namun, tetap harus diingatkan selalu agar tidak kendor dengan disiplin prokes," ucapnya.

 


Sosialisasi Perlu Ditingkatkan

Kemenkes ungkap 6 upaya mencegah Omicron masuk ke Indonesia. (Pexels/cotton bro).

Sementara itu, Anggota DPR dari Fraksi Golkar Dyah Roro Esti menilai semua mempunyai peran, baik untuk menyosialisasikan kepada masyarakat, sekaligus mengingatkannya.

"Namun top down approach juga penting, di sini lah ranah pemda untuk memonitor jumlah kasus di wilayahnya masing-masing dan menerapkan sebuah kebijakan agar jumlah kasus tidak semakin meningkat ke depannya," kata Roro.

Menurutnya, prokes perlu diperketat, misalnya sebelum hadir di sebuah kegiatan diwajibkan antigen/PCR H-1, dan saat kegiatan berlangsung tetap menjaga protokol dan sebagainya. "Sosialisasi tentang pandemi juga perlu ditingkatkan baik di tingkat daerah maupun pusat dengan berbagai cara yang gampang dicerna oleh rakyat," ujar dia.

Sebab, dia melihat masyarakat saat ini paling tidak tahu apa itu prokes. "Setiap kali saya turun ke dapil juga demikian, namun yang perlu kita tingkatkan kembali ada penerapan dari prokes tersebut," imbuhnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya