4 Perkembangan Terkini Pasca-Erupsi Gunung Semeru

Usai Gunung Semeru meletus pada Sabtu 4 Desember 2021, Basarnas akan memprioritaskan pencarian korban hilang di tiga lokasi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 07 Des 2021, 18:35 WIB
Gunung Semeru terlihat di desa Sumberwuluh di Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Jumlah korban yang mengalami luka berat 69 jiwa dan yang luka ringan 100 jiwa. (AFP/Adek Berry)

Liputan6.com, Jakarta - Usai meletus pada Sabtu 4 Desember 2021, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memprioritaskan pencarian korban hilang akibat bencana erupsi Gunung Semeru di tiga lokasi hari ini, Selasa (7/12/2021).

Disampaikan Direktur Operasional Basarnas Brigjen TNI Wurjanto, upaya pencarian bisa terkendala bila hujan kembali mengguyur.

Dia mengatakan lokasi prioritas pencarian korban hilang akibat Gunung Semeru meletus pertama di kawasan Curah Kobokan dan Kajar Kuning. Lokasi kedua di area tambang pasir satuan dan ketiga di Kampung Renteng dan Sungai Bondeli.

"Itu lokasi yang direncanakan pada Selasa ini. Tentu lokasi bisa bertambah bila ada informasi dari masyarakat," kata Wurjanto dalam keterangan pers secara virtual, Senin, 6 Desember 2021.

Sementara itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan status tanggap darurat terkait penanganan bencana erupsi Gunung Semeru.

"Status tanggap darurat sudah ditetapkan mulai 4 Desember 2021 hingga 3 Januari 2022," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Berikut 4 perkembangan terkini usai meletusnya Gunung Semeru dihimpun Liputan6.com:

 


1. Ada Tiga Lokasi Prioritas Pencarian Korban Hilang

Tim penyelamat melakukan pencarian korban di rumah yang terkubur abu vulkanik letusan Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Letusan Gunung Semeru menewaskan sedikitnya 34 orang. (AFP/Juni Kriswanto)

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada Selasa (7/12/2021) ini akan memprioritaskan pencarian korban hilang akibat bencana Gunung Semeru erupsi di tiga lokasi. Upaya pencarian bisa terkendala bila hujan kembali mengguyur.

Direktur Operasional Basarnas, Brigjend TNI Wurjanto, mengatakan lokasi prioritas pencarian korban hilang akibat Gunung Semeru erupsi pertama di Curah Kobokan dan Kajar Kuning. Lokasi kedua di area tambang pasir satuan dan ketiga di Kampung Rentang dan Sungai Bondeli.

"Itu lokasi yang direncanakan pada Selasa ini. Tentu lokasi bisa bertambah bila ada informasi dari masyarakat," kata Wurjanto dalam keterangan pers secara virtual, Senin, 6 Desember 2021.

Wurjanto mengatakan di setiap lokasi itu ada 50 personel yang diterjunkan. Ia mengimbau pada warga agar segera melapor bila ada anggota keluarganya yang tak diketahui keberadaannya. Agar dari informasi yang baru masuk itu segera dilakukan penyisiran area.

"Soal apakah masih ada korban hilang lagi, itu tergantung informasi masyarakat. Bila memang ada anggota keluarganya yang belum ketemu, segera laporkan," ucap Wurjanto.

Basarnas menerjunkan personelnya dari Lumajang, Surabaya, dan Jember untuk bersiaga penanganan darurat tanggap bencana Gunung Semeru erupsi. Itu belum termasuk berbagai potensi SAR lain yang turut bergabung dalam operasi penanganan bencana.

Upaya pencarian korban hilang erupsi Semeru pada Senin, 7 Desember, terkendala cuaca buruk. Hujan yang mengguyur lokasi pencarian cukup menyulitkan personel Basarnas. Sebab, faktor alam itu bisa membahayakan keselamatan personel sendiri.

"Kendala utama ya karena turun hujan, sehingga itu menyulitkan upaya pencarian," ujar Wurjanto.

Tim juga harus berhati-hati dalam menyisir lokasi-lokasi itu, sebab hujan dapat memicu kembali terjadinya banjir lahar panas susulan.

"Semoga Selasa ini cuaca bagus agar memudahkan upaya menjangkau lokasi pencarian," jelas Wurjanto.

 


2. Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Semeru

Tim penyelamat dan warga membawa kantong jenazah berisi jenazah korban letusan Gunung Semeru, di Desa Candi Puro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). (AP Photo/Rokhmad)

Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan status tanggap darurat terkait penanganan bencana Gunung Semeru erupsi di kabupaten tersebut.

"Status tanggap darurat sudah ditetapkan mulai 4 Desember 2021 hingga 3 Januari 2022," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin 6 Desember 2021, dilansir dari Antara.

Ia mengatakan, Posko Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru dengan komando Komandan Kodim 0821/Lumajang, wakil komandan yakni Danyoninf 527, wakil komandan II dengan Kapolres Lumajang dan Sekretaris Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.

Aam mengatakan, posko terpadu sudah didirikan dan telah digelar rapat perdana untuk koordinasi dengan segenap entitas masyarakat Lumajang guna penanganan korban awan panas guguran Gunung Semeru.

 


3. PVMBG Masih Tetapkan Status Gunung Semeru di Level II

Tim penyelamat tiba untuk mencari korban di rumah yang terkubur abu vulkanik letusan Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Letusan Gunung Semeru menewaskan sedikitnya 34 orang. (AFP/Juni Kriswanto)

Meski begitu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Andiani mengatakan, pihaknya tidak meningkatkan status Gunung Semeru ke level selanjutnya.

Hal tersebut didasari aktivitas Gunung Semeru yang tidak terlalu meningkat secara signifikan, meski masih mengeluarkan guguran awan panas.

Diketahui, status waspada atau level II Gunung Semeru sudah ditetapkan sejak 12 Mei 2012. Menurut Andiani, pihaknya belum perlu meningkatkan status Gunung Semeru, tetapi tidak juga menurunkan status waspada.

"Dan status ini kami rasa belum perlu untuk ditingkatkan. Namun demikian, kami rasa juga belum waktunya untuk diturunkan. Karena kejadian guguran awan panas juga sebelum-sebelumnya sudah terjadi, tapi mungkin (dahulu) luncurannya tak sejauh seperti pada tanggal 4 Desember," papar Andiani.

Sejak Mei 2012 atau sembilan tahun silam, Andiani mengakui memang kerap terpantau guguran awan panas dari Gunung Semeru, tapi tak sejauh dan sebesar yang terjadi pada 4 Desember 2021.

Adapun pada erupsi Sabtu kemarin, Andiani mengatakan bahwa jarak luncuran awan panas tercatat mencapai 11 kilometer. Namun setelah itu, PVMBG merekam jarak luncuran awan panas Gunung Semeru hanya berkisar 2,5 hingga 4 kilometer.

"Namun demikian, kami tetap mewaspadai. Kami tetap melakukan monitoring dan tetap memberikan hasil-hasil monitoring ini kepada masyarakat," jelas dia.

 


4. Jalur Kereta Surabaya Tak Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Tim SAR melakukan operasi pencarian di Desa Curah Kobokan, Lumajang, Selasa (7/12/2021). Desa yang berada sekitar 15 km dari Lereng Semeru tersebut menjadi desa paling parah yang terkena dampak letusan Gunung Semeru dan sebagian besar rumah di lokasi tersebut runtuh. (ADEK BERRY/AFP)

Perjalanan Kereta Api (KA) dari wilayah Daop 8 (Surabaya dan Malang) menuju Daop 9 (Jember, Banyuwangi) tidak terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru.

Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif mengatakan, seluruh sarana dan prasarana yang di wilayah terdekat Gunung Semeru terus dipantau oleh petugas untuk memastikan tidak adanya gangguan operasional.

"Sebanyak 14 perjalanan kereta api jarak jauh dari dan menuju Daop 9 Jember tidak mengalami gangguan operasional. Jarak pandang masinis masih baik dan tidak ada jalur KA yang terganggu akibat erupsi Gunung Semeru," terang Luqman.

Luqman menyampaikan, pihaknya pada 5 Desember kemarin juga telah menyalurkan bantuan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa tiga unit toilet portable dan paket sembako dengan nilai total bantuan sebesar Rp 60 juta.

"Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian KAI untuk penanganan bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang," katanya.

Luqman mengatakan, paket sembako yang diberikan berupa mie instan, popok, kornet, biskuit, susu, dan air mineral untuk para korban APG Gunung Semeru yang membutuhkan selama masa penanggulangan bencana.

"Semoga bantuan yang diberikan oleh KAI dapat bermanfaat dan masyarakat terdampak dapat selalu diberikan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini," jelas dia.

 

(Taufik Akbar Harefa)


Ancaman dan Bahaya Letusan Gunung Semeru

Infografis Ancaman dan Bahaya Letusan Gunung Semeru. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya