Manulife AM Prediksi Imbal Hasil Obligasi pada 2022 di Kisaran 6,25 Persen

Imbal hasil obligasi Indonesia yang relatif lebih tinggi membuat pasar obligasi kuat menghadapi perubahan sentimen global pada 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2021, 20:42 WIB
(Foto:Ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah bertenor 10 tahun pada 2022 bisa berkisar antara 6 persen-6,25 persen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur & Chief Investment Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula dalam paparannya ke Media secara virtual, Selasa (7/12/2021).

Imbal hasil obligasi Indonesia yang relatif lebih tinggi membuat pasar obligasi kuat menghadapi perubahan sentimen global pada 2022.

Selain itu, prospek pasokan yang terkendali dan permintaan domestik yang kuat, ditopang oleh laju pertumbuhan kredit yang masih relatif rendah dan  imbal hasil obligasi yang menarik, dapat mendukung pergerakan obligasi Indonesia.

"Likuiditas di first half 2022 (semester I 2022 masih tinggi, demikian juga di second half 2022, jadi perbankan tidak akan menjual obligasi yang dimilikinya. Sehingga yield obligasi bisa tetap dipertahankan," kata dia.

Ezra menuturkan, faktor sentimen dan fundamental yang lebih kokoh berkontribusi pada stabilitas pergerakan pasar obligasi Indonesia, menjadi sarana diversifikasi portofolio yang baik.

Apalagi pemerintah dan Bank Indonesia telah berkomitmen untuk melakukan reformasi perpajakan dan melanjutkan skema burden sharing jilid III untuk pendanaan APBN pada 2022.

"Kondisi ini menjaga ruang dan berkelanjutan fiskal dalam jangka menengah, terutama dalam menurunkan defisit anggaran menuju di bawah 3 persen PDB di 2023. Di tengah kondisi fiskal yang lebih hati-hati tersebut, juga adanya sinergi fiskal–moneter merupakan hal positif yang berpotensi mengurangi tekanan terhadap peringkat kredit Indonesia," kata Ezra.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penyeimbangan Portofolio

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tahun depan, Manulife akan terus melakukan penyeimbangan pengelolaan Portofolio yang didasari pada pendekatan top-down, analisis makro ekonomi global & domestik serta analisis bottom-up untuk pembentukan Portofolio yang optimal.

"Dalam melakukan pengelolaan Portofolio, kami akan melakukan setidaknya tiga hal yaitu, duration management (yang menekankan pengelolaan aktif & stabalitas kinerja, durasi), security selection (mengurangi porsi off the run series guna menjaga likuiditas & imbal hasil optimal) dan yield enhancement (memanfaatkan potensi imbal hasil pada porsi kas portofolio,” ujar dia.

Untuk 2022, secara makro diperkirakan Current Account Defisit akan berada di 2,1 persen hingga 2,5 persen, consumer purchasing Indeks (Indeks Daya beli) 2,5 persen hingga 3 persen.

Selain itu, pertumbuhan GDP sebesar 5 persen hingga 5,4 persen, nilai tukar rupiah sekitar Rp 14.500-Rp 14.800, yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun sekitar 6 persen hingga 6,25 persen, dan Indeks Harga Saham Gabungan (Jakarta Composite Index-JCI) di level 7.600.

 

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya