Semeru Kembali Muntahkan Awan Panas, Jarak Luncur Kurang dari 3 Km

PVMBG mencatat, sedikitnya tiga kali semburan Awan Panas Guguran (APG) dari Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, terjadi pada Selasa (7/12/2021).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 08 Des 2021, 02:00 WIB
Rumah-rumah rusak akibat erupsi Gunung Semeru terlihat di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Desa Sumber Wuluh luluh lantak diterjang erupsi Semeru mengakibatkan puluhan rumah rusak dan ratusan warga mengungsi. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat, sedikitnya tiga kali semburan Awan Panas Guguran (APG) dari Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, terjadi pada Selasa (7/12/2021). Namun, jarak luncurnya kali ini lebih pendek dibandingkan saat erupsi Sabtu (4/12/2021) pekan lalu.

"Hasil pantauan kami terhadap Gunung Semeru pada hari ini dari jam 00 sampai sore tadi telah terjadi tiga kali awan panas guguran dengan luncuran erupsi lebih kurang tiga kilometer dari puncak gunung api disertai gempa-gempa permukaan," kata Kepala PVMBG Andiani melalui konferensi pers daring.

PVMBG mengimbau agar masyarakat untuk berada dalam jarak aman satu kilometer dari kawasan puncak Gunung Semeru dan lima kilometer dari bukaan kawah arah selatan tenggara untuk menghindari wilayah yang dilanda awan panas guguran.

Selain menghindari awan panas guguran, Andiani juga meminta masyarakat untuk menghindari sungai yang hulunya di puncak Gunung Semeru karena kemungkinan adanya banjir bandang.

"Kita lihat potensi awan panas guguran masih berpotensi terjadi dan potensi banjir lahar dingin. Potensi banjir lahar ini karena potensi dari material gunung dan curah hujan," ujarnya.

Andiani menyebut tim PVMBG telah mengecek langsung ke lapangan dengan lokasi wilayah terdampak di Besuk Kobokan yang merupakan daerah aliran awan panas guguran. Tujuannya, untuk mengetahui sekaligus dalam rangka memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang sudah ada.

"Sehingga nanti akan diketahui apakah terjadi perubahan dari material erupsi yang ada. Saat ini, kami petakan kembali dan ini untuk diperbarui dengan harapan kami peta terbaru ini digunakan oleh pemda maupun stakeholder yang memiliki kepentingan pengembangan di wilayah semeru sebagai acuan," ungkapnya.

Adapun penyusunan peta KRB berdasarkan hasil pemetaan batuan di lapangan pasca erupsi Gunung Semeru, akan menentukan sejauh mana wilayah yang terancam erupsi gunung api tersebut.

"Petanya nanti bisa diakses di situs dan aplikasi Magma Indonesia. Di sana terdapat empat matra bencana, salah satunya gunung api ada 71 gunung api Indonesia yang dipantau secara real time," ucap Andiani.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan peningkatan jumlah pengungsi akibat guguran awan panas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menjadi 3.657 orang pada Selasa (7/12/2021).

Rinciannya, warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa, dan meninggal dunia 34 jiwa. Sedangkan, jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya