Kekhawatiran Omicron Mereda, Saham Teknologi Angkat Wall Street

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 492,40 poin atau 1,4 persen menjadi 35.719,43.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Des 2021, 06:40 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan Selasa, 7 Desember 2021. Wall street melanjutkan kenaikan seiring investor tidak khawatir terhadap potensi dampak ekonomi dari varian baru COVID-19, omicron.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 492,40 poin atau 1,4 persen menjadi 35.719,43. Indeks S&P 500 bertambah 2,07 persen menjadi 4.686,75. Indeks acuan ini catat hari terbaik sejak 1 Maret 2021.  Indeks Nasdaq memimpin reli di wall street dengan melonjak 3 persen menjadi 15.686,92. Kenaikan indeks Nasdaq terbaik sejak 9 Maret 2021.

Saham teknologi berada dalam tren reli seiring investor menepis ketakutan COVID-19 dan kembali masuk baru-baru ini ke pasar saham. Saham Okta naik 5,7 persen, saham CrowdStrike bertambah 4,9 persen, dan saham Adobe naik 4,4 persen.

Produsen chip juga mencatat sebagai pemenang besar dengan Intel melompat 3,1 persen. Hal ini seiring Intel berencana membawa unit mobil self drivingnya, Mobileye ke publik pada pertengahan 2022. Saham Marvell naik lebih dari 7 persen, Nvidia bertambah 7,9 persen dan Mikron naik 4,1 persen.

Saham Apple juga naik 3,5 persen setelah laporan dari Morgan Stanley yang mempertahankan peringkat overweighting tetapi meningkatkan target harganya menjadi USD 200. Hal ini seiring komitmen perseroan untuk mengembangkan augmented dan teknologi virtual.

Saham teknologi kapitalisasi besar juga ikut menguat dengan Microsoft dan Amazon naik lebih dari dua persen. Saham Meta bertambah 1,5 persen.

 


Investor Diimbau Tetap Hati-Hati

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

"Waktu akan menunjukkan apakah investor maju dari diri mereka sendiri, tetapi beberapa hari tanpa berita utama omicron negatif membuat pembeli kembali turun,” ujar Analis OANDA, Craig Erlam dilansir dari CNBC, Rabu (8/12/2021).

Pada Jumat pekan lalu, investor rotasi saham teknologi seiring kekhawatiran COVID-19. Investor beralih ke saham yang terkait dengan pemulihan ekonomi. Banyak ahli dan analis menyebut sebagai reaksi berlebihan, tetapi Erlam mendesak investor hati-hati.

“Mengingat kekhawatiran di antara pemimpin global dan organisasi selama beberapa minggu terakhir, saya berjuang melihat semua pembaruan sebagai positif yang membuat lebih banyak aksi harga dua arah menjadi kemungkinan yang kuat. Reli Santa mungkin sedang berlangsung tetapi itu akan menjadi perjalanan yang bergelombang,” kata Erlam.


Kekhawatiran Omicron Mereda

Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Investor bertaruh varian baru omicron dapat menyebabkan penyakit lebih ringan daripada yang ditakuti setelah Kepala Penasihat Medis Gedung Putih Anthony Fauci mengatakan, data awal varian itu “mendorong” tetapi informasi lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya.

Produsen obat Inggris, GlaxoSmithKline juga memberi investor dorongan kepercayaan setelah mengatakan pengobatan antibody monoklonalnya efektif terhadap semua jenis varian omicron, berdasarkan data terbaru. Saham GlaxoSmithKline naik 1,3 persen.

“Pasar tentu saja, dan Selasa pagi ini adalah indikasi lain, agak melihat melewati varian omicron sebagai sesuatu yang akan memperlambat aktivitas ekonomi, tetapi kita masih belum sepenuhnya keluar dari pandemi COVID-19,” ujar CEO Goldman Sachs David Solomon.

Saham energi menguat seiring harga minyak naik dan prospek permintaan minyak global pulih. Saham Diamondback dan Devon Energy masing-masing naik lebih dari 6 persen dan Occidental Petroleum bertambah 4,2 persen.

Saham terkait perjalanan memimpin reli pasar pada Senin pekan ini melanjutkan kenaikannya meski beberapa berbalik arah ke zona merah menjelang penutupan. Saham Wynn Resorts naik 1,8 persen, saham Norwegian Cruise Line Holdings sedikit lebih tinggi. ETF Invesco Dynamic Leisure and Entertainment naik 1,6 persen.

Sementara itu, saham Tesla naik 4,2 persen meski ada berita perseroan harus mengganti kamera di tiga modelnya. UBS mengatakan, produsen mobil listrik akan menjadi kekuatan dominan di industri dan menaikkan target harganya.


Menanti Data Inflasi

Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Direktur Strategi Portofolio Verdance Capital Advisors, Megan Horneman menuturkan, langkah-langkah pelonggaran moneter baru dari bank sentral China membantu angkat pasar saham. Sejumlah saham teknologi menguat termasuk Pnduoduo yang menguat 12,5 persen.

Pergerakan tersebut ikuti wall street pada sesi sebelumnya yang melihat saham unggulan di Dow Jones naik hampir 650 poin. Indeks S&P 500 naik 1,1 persen dengan 11 sektor saham mencatat kenaikan. Indeks Nasdaq bertambah 0,9 persen.

Sementara itu, pasar juga menimbang kemungkinan the Federal Reserve atau bank sentral AS akan mulai menghapus kebijakan pelonggaran pandemi COVID-19 besar-besaran dan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan.

Komentar oleh pejabat the Fed menyarankan bank sentral akan memutuskan untuk gandakan lajut tapering menjadi USD 30 miliar per bulan diputuskan pada pertemuan Desember pekan depan. Diskusi awal juga bisa dimulai segera setelah pertemuan Desember tentang kapan menaikkan suku bunga dan seberapa banyak tahun depan.

Fokus pasar akan beralih ke data inflasi terbaru akhir pekan ini. Indeks harga konsumen juga akan lebih panas dari bulan sebelumnya, dapat menjadi katalis bagi the Federal Reserve untuk memperketat kebijakan lebih cepat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya