Liputan6.com, Jakarta - PT Avia Avian Tbk resmi mencatatkan saham perdana dengan kode emiten AVIA pada perdagangan perdana Rabu (8/12/2021). PT Avia Avian Tbk menjadi perusahaan tercatat ke-50 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2021. Lalu bagaimana gerak saham AVIA?
Mengutip data RTI, saham AVIA dibuka stagnan Rp 930 per saham. Pada pukul 10.31 WIB, saham AVIA turun 4,84 persen ke Rp 880 per saham. Saham AVIA berada di level tertinggi Rp 970 dan terendah Rp 875 per saham. Total frekuensi perdagangan 25.244 kali dengan volume perdagangan 60.081.646. Nilai transaksi Rp 5,6 triliun.
Advertisement
Di pasar negosiasi, saham AVIA ditransaksikan stagnan di posisi Rp 930 per saham. Transaksi saham AVIA mencapai Rp 5,2 triliun dengan total frekuensi perdagangan 29 kali. Total volume perdagangan 56.345.316. Saham AVIA berada di level tertinggi Rp 1.020 dan terendah Rp 930 per saham di pasar negosiasi.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau. IHSG naik 0,25 persen ke posisi 6.619. IHSG berada di level tertinggi 6.632,94 dan terendah 6.610. Sebanyak 238 saham menguat sehingga angkat IHSG. Sementara itu, 238 saham melemah dan menahan penguatan IHSG. 174 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 697.935. Total volume perdagangan 18,2 miliar saham. Nilai transaksi Rp 11,9 triliun.
Sebagai bagian dari IPO, Perseroan dan beberapa pemegang saham telah menawarkan dengan total 11.775.355.600 saham, yang terdiri dari sekitar 52,7 persen saham baru dan sekitar 47,3 persen dari saham yang ditawarkan oleh pemegang saham eksisting.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dana IPO
Penerimaan dana bruto dari penawaran saham baru adalah sebesar Rp5,766 triliun (USD 400 juta). Pasca IPO, Keluarga Tanoko akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan dengan 74,7 persen saham.
Presiden Direktur Avian, Wijono Tanoko mengatakan, penawaran umum perdana saham ini adalah tonggak pencapaian yang penting bagi karyawan, pelanggan, pemasok, dan seluruh mitra Avian Brands.
“Dukungan luar biasa yang diterima atas IPO ini merupakan realisasi dari visi Bapak Soetikno Tanoko yang mendirikan Perseroan pada 1978,” ujar dia dalam keterangan tertulis.
Sementara itu, Komisaris Utama Avian Hermanto Tanoko menuturkan, besaran dan timing IPO dimungkinkan dengan kerja keras dari tim OJK, BEI, serta seluruh mitra yang terus mendukung perseroan.
“Atas nama perusahaan, saya menghargai keterlibatan yang mendalam dan arahan strategis dari komisaris kami sebelumnya, Mr. Choo Koon Po, yang telah bekerja sama dengan manajemen kami untuk dapat meraih status perusahaan cat dekoratif nomor 1 serta membangun kinerja operasional dan keuangan yang terkemuka dalam industri cat,” kata dia.
Adapun dana bersih yang diterima oleh Perseroan melalui IPO ini akan digunakan untuk dapat terus meningkatkan pertumbuhan profitabilitas dari Perseroan dan mempercepat ekspansi bisnis Perseroan di Indonesia, serta untuk pelunasan beberapa utang Perseroan.
Advertisement
Rencana Perseroan
Avian Brands berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan distribusi in-house-nya yang istimewa dan meningkatkan jejak kakinya di seluruh Indonesia, termasuk kota tier 1 hingga tier 4, untuk memastikan produk-produk Perseroan dapat menembus seluruh pasar domestik dan terjangkau bagi konsumen Indonesia.
Perseroan juga bermaksud untuk terus berinvestasi dalam produk-produk yang inovatif guna memperbesar portofolio solusi arsitekturalnya yang luas dengan kesadaran merek yang kuat, yang meliputi Sunguard All-in-One, Supersilk Anti Noda, Avitex, No Drop dan Avian.
Selain itu, untuk terus mendukung prospek pertumbuhan dari lini bisnisnya. Avian Brands berencana untuk memulai pembangunan fasilitas manufaktur andalan barunya di Cirebon dengan operasi ditargetkan untuk dapat dimulai pada 2025.
Morgan Stanley Asia (Singapura) Pte., UBS AG Singapore Branch, dan Credit Suisse (Singapore) Limited ("CS") bertindak sebagai Joint Global Coordinators, DBS Bank Ltd. bertindak sebagai Junior Bookrunner dan PT Mandiri Sekuritas bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek domestik. Konsultan penunjang lainnya termasuk White & Case Pte