Liputan6.com, Jakarta - Direktur Kuangan PT Angkasa Pura I (Persero) Andi Bratamihardja menyebut, perusahaan memiliki sejumlah piutang. Salah satunya bersumber dari beberapa maskapai senilai Rp 370 miliar.
Ia menyebut total piutang yang dimiliki AP I yakni Rp 900 Miliar. Sehingga piutang yang ada di maskapai berada sekitar 41 persen dari jumlah total.
"Jadi total piutang kita Rp 900 miliar di mana maskapai penerbangan 41 persen atau sekitar Rp 370 miliar," katanya dalam konferensi pers, Rabu (8/12/2021).
Sementara itu, sisa piutang sebesar Rp 530 miliar berada di mitra-mitra AP I seperti tenant yang menempati aset milik perseroan.
"itu juga menjadi piutang porsinya lebih besar dari airlines justru. Tapi yang Alhamdulillah dengan teman-teman hari ini juga kita sudah ada kesepakatan untuk penyelesaiannya supaya bisa selesai sebelum atau akhir tahun 2021 apa yang sudah terhutang di masa pandemi," katanya.
Ia menargetkan penyelesaiap oenagihan piutang itu tidak melewati 2022.
"Itu kita sudah tanda tangan kesempakatan dengan yang besar-besar (maskapai) dan insya Allah bisa semuanya realisasi juga rencana penyelesaiannya. Jadi kami tidak ekspektasi lewatnya dari 2022 penyelesaiannya," imbuh Andi.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bakal Rugi di Penghujung Tahun 2021
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengakui perseroan akan mengalami rugi pada 2021. Hal ini disebabkan berbagai faktor, termasuk beban perusahaan pasca melakukan oembenahan di 10 bandara yang dikelola.
Diketahui Hingga November 2021, Faik menyebutkan utang yang dimiliki sebesar Rp 28 Triliun ditambah beban kewajiban perusahaan sebesar Rp 4,7 triliun. Secara total kewajiban perusahaan ada Rp 32,7 triliun.
Faik menyebut dengan penyelesaian sejumlah bandara yang bersumber dari pendanaan eksternal memunculkan beban keuangan tambahan. Yakni, dalam bentuk bunga sekitar Rp 683 miliar, naik dari Rp 852 miliar jadi Rp 1,54 triliun.
"Dengan kondisi tersebut, kami memproyeksikan laba rugi kita di 2021 ini mungkin masih akan minus Rp 3,24 triliun, dengan EBITDA minus Rp 209 miliar," katanya.
Ia menyebutkan, total pendapatan AP I sebelum pandemi Covid-19 tercatat Rp 8,93 triliun. Lalu terjun bebas selama pandemi yang tercatat hanya Rp 3,2 triliun.
"Kita bisa bayangkan, kalau tidak melakukan apa-apa dampaknya akan sangat signifikan," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (8/12/2021).
“Saya perlu tambahkan disini, utang AP I tersebut tak kemana-mana tapi lari ke aset di AP I yang meningkat signifikan, di tahun 2017 nilai aset AP I sebesar Rp 24,7 triliun, di 2022 ini aset AP I meningkat sangat signifikan jadi Rp 47,3 triliun,” katanya.
Advertisement