Soal Vaksinasi Booster, Epidemiolog: Prioritaskan Lansia dan Orang Berisiko, yang Lain Belakangan

Bila tiba waktunya vaksinasi booster, Windhu mengingatkan agar yang prioritas menerima adalah orang lanjut usia dan berisiko

oleh Benedikta Desideria diperbarui 09 Des 2021, 13:00 WIB
Vaksinasi booster COVID-19. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Jakarta Pakar epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo menyarankan agar vaksinasi booster dimulai bila pemberian vaksin COVID-19 dua dosis ke target sasaran selesai. Bila itu sudah selesai baru mulai vaksinasi booster COVID-19 dengan prioritas pada orang lanjut usia maupun berisiko lainnya.

"Tuntaskan dulu yang dua dosis lengkap, nanti baru beri kesempatan vaksinasi booster. Booster nanti saja," kata Windhu dalam dialog daring bersama FMB9 ditulis Kamis (9/12/2021).

Pemberian vaksin booster dilakukan untuk menaikkan antibodi tubuh terhadap virus Corona. Sesudah beberapa waktu memang terjadi penurunan antibodi pada orang yang mendapatkan antibodi Corona dari terpapar langsung maupun lewat vaksin.

Saat ini, yang sudah mendapatkan dua dosis COVID-19 baru 100 juta orang atau 49 persen dari target 208 juta.

Bila tiba waktunya vaksinasi booster, Windhu mengingatkan agar yang prioritas menerima adalah orang lanjut usia dan berisiko seperti mereka yang memiliki penyakit komorbid. Lansia, misalnya, berisiko meninggal bila terpapar Corona.

"Yang dapat booster diprioritaskan adalah lansia dan komorbid, yang lain-lain belakangan," katanya.

 


Ketersediaan Vaksin COVID-19 Terbatas

Prioritas pemberian booster pada kelompok itu mengingat jumlah vaksin COVID-19 yang terbatas. Berbeda cerita bila vaksin Merah Putih sudah bisa diproduksi.

"Ketersediaan vaksin kita kan tidak cukup. Kita belum bikin vaksin sendiri, masih dari luar negeri," kata Windhu.

Bila vaksin Merah Putih sudah bisa diproduksi, bisa mempercepat booster pada kelompok di luar lansia dan berisiko.


Infografis Vaksin Covid-19 Booster, Butuh atau Enggak?

Infografis Vaksin Covid-19 Booster, Butuh atau Enggak? (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya