Liputan6.com, Bali - Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 resmi dibuka oleh Menlu Retno Marsudi. Gelaran tersebut sebagai wadah bagi negara-negara untuk melakukan diskusi terkait demokrasi.
Ini adalah tahun kedua BDF dilangsungkan secara hybrid karena pandemi.
BDF tahun ini mengangkat tema "Democracy for Humanity: Advancing Economic and Social Justice during the Pandemic". Tema tersebut dipilih karena dianggap sangat relevan dengan situasi saat ini dan merupakan kelanjutan dari tema BDF sebelumnya, yaitu “Democracy and COVID-19 Pandemic".
Baca Juga
Advertisement
BDF kali ini diikuti oleh 335 peserta dari 95 negara dan 4 Organisasi Internasional yang hadir, baik secara fisik maupun secara virtual.
Dalam acara ini, turut berpartisipasi pula Sekjen PBB António Guterres dan 18 pejabat setingkat menteri atau wakil menteri, antara lain Menlu AS Antony Blinken, Menlu RRT Wang Yi, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta dan lain sebagainya.
Tahun ini BDF dibuat lebih interaktif dengan meminta pandangan para ahli di bidangnya selain tentunya pandangan para menteri, termasuk di antaranya ekonom peraih Nobel, Joseph Stiglitz.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ajak Kerja Sama dan Kesetaraan
Dalam BDF, Sekjen PBB menyampaikan bahwa recovery for all depends on equality for all (pemulihan untuk semua tergantung pada kesetaraan untuk semua).
Pandemi COVID-19 berpeluang memperlebar kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang.
"Sebagai komunitas global, kita semua harus bekerja sama agar kesetaraan dapat dijalankan. Antara lain melalui peringanan hutang, pemberian akses setara terhadap vaksin, dan meningkatkan investasi untuk ketahanan kesehatan, jaminan sosial, dan pendidikan bagi semua," ujar Menlu Retno dalam press briefing usai pembukaan resmi BDF ke-14.
Menlu Retno juga menambahkan bahwa equality atau kesetaraan tidak hanya menjadi ruh dari demokrasi, tapi juga sebagai mesin penggerak bagi upaya pemulihan.
"Equality is an engine for recovery," ujarnya lagi.
Advertisement