Investor Pasar Modal Sentuh 7,15 Juta hingga November 2021

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyebutkan, 2021 menjadi tahun kebangkitan investor ritel di pasar modal.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Des 2021, 18:12 WIB
Media gathering OJK-SRO, Kamis (9/12/2021) (Foto: Liputan6.com/Agustina Melani)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investor pasar modal tumbuh signifikan sepanjang 2021. Bahkan investor pasar modal meningkat delapan kali sejak 2016.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menuturkan, pertumbuhan rekor baru terjadi dari segi aktivitas perdagangan dan investor. Berdasarkan data BEI, jumlah investor pasar modal hingga akhir November 2021, ada tambahan 3,2 juta investor pasar modal menjadi 7,15 juta investor.

"Meningkat 84 persen, dibandingkan 2016 ada peningkatan delapan kali lipat,” ujar dia saat Media Gathering, Kamis (9/12/2021).

Ia menambahkan, di antara investor pasar modal, investor saham meningkat pesat sebesar 1,6 juta investor menjadi 3,3 juta investor. Total investor saham meningkat 6,2 kali sejak 2016. Peningkatan investor saham juga diikuti jumlah investor aktif transaksi mencapai sekitar  200 ribu investor.

"Ritel 57 persen (transaksi perdagangan-red), tahun ini bisa dibilang tahun kebangkitan investor ritel,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


IHSG Sentuh Rekor

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan all time high di posisi 6.723 pada 22 November 2021. Sedangkan per 8 Desember 2021 turun ke posisi 6.603.

"Per 8 Desember 2021 kalau dibandingkan tahun lalu, 8 Desember 2020 ada kenaikan 10,45 persen. Kita lihat pandemi sudah bisa melampaui sebelum pandemi,” kata dia.

Ia menambahkan, kinerja positif tersebut juga dilihat dari nilai transaksi harian yang rata-rata mencapai Rp 13,5 triliun pada 2021. Kalau dibandingkan 2020 Rp 9,2 triliun. Inarno mengatakan, ada pertumbuhan 46,3 persen year to date.

"Kalau frekuensi perdagangan kita lihat ada kenaikan sangat luar biasa. Total frekuensi perdagangan tumbuh 91,4 persen. Rekornya pada 9 Agustus all time high 2,1 juta kali, dari rata-rata 1,3 juta. Trade volume kalau dibandingkan tahun lalu growth 79 persen, ini luar biasa,” kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya