Liputan6.com, Jakarta - Kasus pertama COVID-19 varian Omicron ditemukan di Pakistan. Hal itu dilaporkan pejabat Kementerian Kesehatan Pakistan pada Kamis (9/12/2021).
Seorang juru bicara di provinsi selatan Sindh mengungkapkan, kasus Omicron tersebut ditemukan pada seorang pasien yang tidak disuntik vaksin. Ia kini sedang dirawat di sebuah rumah sakit swasta di kota Karachi.
Advertisement
Karachi merupakan kota yang paling padat penduduk di Pakistan.
Menurut jubir tersebut, pasien COVID-19 itu baru saja melakukan perjalanan ke luar negeri. Ia tidak menyebutkan secara rinci negara yang dimaksud. Namun, menambahkan bahwa pelacakan kontak masih dilakukan.
Gejala Omicron
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan (South African Medical Association/SAMA) mengatakan sebagian besar pasien yang terinfeksi COVID-19 varian Omicron mengalami gejala ringan, sedangkan pasien yang tidak divaksinasi menunjukkan gejala yang relatif parah.
Angelique Cootze, yang telah merawat 70 pasien yang didiagnosis terjangkit varian baru tersebut, mengungkapkan bahwa dirinya melihat sebagian besar pasien menunjukkan gejala ringan seperti sakit kepala, nyeri otot dan sakit tenggorokan dalam dua pekan terakhir.
Menurutnya, gejala-gejala tersebut berbeda dari yang disebabkan oleh varian Delta, meskipun hal ini dapat berubah seiring dengan meningkatnya jumlah kasus.
"Omicron berbeda. Tidak ada hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa, juga tidak ada kebutuhan untuk bantuan oksigen pada tahap ini dan kami tidak tahu apa yang mungkin terjadi seiring bertambahnya kasus," kata Cootze kepada Xinhua. "Varian ini lebih cenderung menyerang otot."
Cootze mengatakan gejala yang timbul akibat varian baru tersebut lebih parah pada pasien yang belum divaksinasi.
"Ada gejala kelelahan parah dan beberapa gejala lain yang cukup intens pada orang yang tidak divaksinasi."
Advertisement