Kasus Pertama COVID-19 Varian Omicron Ditemukan di Pakistan

Kasus pertama COVID-19 varian Omicron ditemukan pada seorang pasien di Pakistan yang tidak disuntik vaksin.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Des 2021, 18:55 WIB
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin virus Corona Sinopharm kepada warga lanjut usia (lansia) di pusat vaksinasi di Islamabad, Pakistan, Rabu (10/3/2021). Pakistan telah mulai memvaksinasi orang yang berusia 60 tahun ke atas untuk melindungi mereka dari COVID-19. (Aamir QURESHI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pertama COVID-19 varian Omicron ditemukan di Pakistan. Hal itu dilaporkan pejabat Kementerian Kesehatan Pakistan pada Kamis (9/12/2021).

Seorang juru bicara di provinsi selatan Sindh mengungkapkan, kasus Omicron tersebut ditemukan pada seorang pasien yang tidak disuntik vaksin. Ia kini sedang dirawat di sebuah rumah sakit swasta di kota Karachi.

Karachi merupakan kota yang paling padat penduduk di Pakistan.

Menurut jubir tersebut, pasien COVID-19 itu baru saja melakukan perjalanan ke luar negeri. Ia tidak menyebutkan secara rinci negara yang dimaksud. Namun, menambahkan bahwa pelacakan kontak masih dilakukan.


Gejala Omicron

Petugas mengambil sampel lendir hidung saat tes usap COVID-19 di sebuah lokasi dekat Johannesburg, Rabu (8/12/2021). Kasus Omicron telah dikonfirmasi setidaknya di sembilan negara Afrika, dengan Afrika Selatan tetap menjadi episenter awal ditemukannya varian baru tersebut. (AP Photo/Denis Farrell)

Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan (South African Medical Association/SAMA) mengatakan sebagian besar pasien yang terinfeksi COVID-19 varian Omicron mengalami gejala ringan, sedangkan pasien yang tidak divaksinasi menunjukkan gejala yang relatif parah.

Angelique Cootze, yang telah merawat 70 pasien yang didiagnosis terjangkit varian baru tersebut, mengungkapkan bahwa dirinya melihat sebagian besar pasien menunjukkan gejala ringan seperti sakit kepala, nyeri otot dan sakit tenggorokan dalam dua pekan terakhir.

Menurutnya, gejala-gejala tersebut berbeda dari yang disebabkan oleh varian Delta, meskipun hal ini dapat berubah seiring dengan meningkatnya jumlah kasus.

"Omicron berbeda. Tidak ada hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa, juga tidak ada kebutuhan untuk bantuan oksigen pada tahap ini dan kami tidak tahu apa yang mungkin terjadi seiring bertambahnya kasus," kata Cootze kepada Xinhua. "Varian ini lebih cenderung menyerang otot."

Cootze mengatakan gejala yang timbul akibat varian baru tersebut lebih parah pada pasien yang belum divaksinasi.

"Ada gejala kelelahan parah dan beberapa gejala lain yang cukup intens pada orang yang tidak divaksinasi."


Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan

Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya