Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar penderita cedera tulang belakang tidak bisa banyak bergerak. Akibatnya, semakin hari tubuh menjadi kaku. Adakah yang bisa dilakukan?
Menjawab pertanyaan tersebut, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dr. Lydia Arfianti Sp. KFR (K) mengatakan, cedera tulang belakang memiliki level tertentu. Ada beberapa penilaian dokter yang akan menentukan.
"Jadi levelnya ada dimana, apakah nyeri pada leher kemudian dada atau di tulang punggung atau sampai ke bawah dan tulang ekor. Setelah tahu levelnya lalu derajat beratnya. Jadi apakah yang sama sekali tidak bisa bergerak jadi derajat a atau b yang tidak bisa bergerak atau masih bisa gerakan sedikit tapi tidak fungsional," katanya saat webinar World Disability Day LimbCare Center 2021, ditulis Kamis (9/12/2021).
Baca Juga
Advertisement
Kondisi tersebut, kata Lydia, memerlukan tahapan terapi. "Jadi misalnya pada waktu awal kalau ada fraktur atau patah tulang, maka dokter bedah ortopedinya atau bedah saraf harus menstabilkan tulangnya," jelasnya.
Nanti ketika sudah stabil kondisinya, secara bertahap baru dokter akan memandu untuk pasien berlatih. Namun seberapa banyak dan jenis latihan yang bisa diberikan itu pun tergantung juga dari level dan derajat keparahannya.
Simak Video Berikut Ini:
Bagaimana jika tubuh kaku dan nyeri?
dr. Lydia mengungkapkan, penderita cedera tulang belakang cenderung mengalami nyeri dan kaku pada tubuhny. Hal ini karena ada masalah pada saraf.
"Tulang belakang itu saraf yang berfungsi untuk menyampaikan pesan antara otak dan bagian tubuh lain, termasuk otot. Sehingga jika setrum (saraf)nya cedera maka bisa terasa kaku dan nyeri. Ini juga kombinasi akibat dari tirah baring (bedrest)," jelasnya.
Selain itu, masalah lain yang kerap muncul pada pasien cedera tulang belakang adalah merasa down dan malu sehingga ototnya semakin lama mengecil. "Jadi misalnya ototnya enggak dipakai ya akan mengecil.
Untuk itu, menjalani latihan secara bertahap seperti menggerakkan anggota tubuh mulai dari jari, lengan hingga kaki sangat penting guna meningkatkan kualitas hidup pasien.
Advertisement