Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) terus berupaya mendorong pemerataan akses infrastruktur digital di Papua. Menurut Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemkominfo, Anang Latif, pemerintah pun menagertkan pembangunan satu unit Base Transceiver Station (BTS) di setiap desa di Papua.
Lebih lanjut ia menuturkan, pembangunan BTS oleh BAKTI diharapkan dapat mempermudah masyarakat di Provinsi Papua mendapatkan akses telekomunikasi. Anang menuturkan, hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo pada 3 Agustus 2020 mengenai penyelesaian persoalan infrastruktur dengan percepatan transformasi digital.
Advertisement
"Dengan berfokus pada pembangunan infrastruktur TIK di wilayah populasi pemukim, diharapkan satu desa di Provinsi Papua dapat memiliki BTS," tuturnya dalam peresmian BTS 4G BAKTI Desa Sawyatami, Kabupaten Keerom, Papua, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (10/12/2021).
Kehadiran BTS di tiap desa diharapkan bisa membuat masyarakat tidak perlu susah payah menyebrang ke desa lain untuk mendapatkan sinyal. Di samping itu, BTS dapat pula mendorong transformasi digital di seluruh sektor pemerintahan maupun bisnis.
Perlu diketahui, kehadiran BTS 4G di Desa Sawyatami merupakan hasil kerja dari konsorsium Infrastruktur Bisnis Sejahtera dan ZTE Indonesia. Anang menuturkan, khusus untuk pengerjaan oleh konsorsium IBS dan ZTE merupakan paket 4 dan paket 5 dengan jumlah BTS sebanyak 1.811 titik.
Saat ini, BAKTI Kemkominfo pun terus mendorong pembangunan BTS di Indonesia. Hingga sekarang, BAKTI telah membangun 3.409 titik BTS dan pada 2022 akan melanjutkan pembangunan sebanyak 5.204 BTS, khusus untuk Provinsi Papua.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BAKTI Siapkan Pembangunan Palapa Ring Integrasi Berbiaya Rp 8,6 Triliun
Sebelumnya, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Indonesia (BAKTI) mempersiapkan pembangunan proyek Palapa Ring Integrasi sebagai integrator tiga paket Palapa Ring yang telah selesai.
Direktur Utama BAKTI, Anang Latif, mengatakan, Palapa Ring Integrasi akan dibangun sepanjang 12.083 Km dengan melibatkan investasi sebesar Rp 8,6 triliun.
"Sumber pembiayaannya menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha/ KPBU. Palapa Ring ini menjadi benchmark BAKTI untuk skema KPBU pertama," kata Anang, dalam diskusi 'Apa Kabar Tol Langit?' yang digelar BAKTI, Selasa (14/9/2021).
Anang mengatakan, dengan reputasi BAKTI yang sukses membangun Palapa Ring, menurutnya ke depan tidak sulit mencari pembiayaan. Baik itu dari bank domestik, lokal, maupun Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Lantas, apa sih fungsinya Palapa Ring Integrasi?
Seperti diketahui, pemerintah melalui BAKTI telah selesai membangun proyek Palapa Ring dengan tiga paket pada 2019. Ketiga paket Palapa Ring tersebut adalah Palapa Ring Barat meliputi wilayah barat Indonesia, Palapa Ring Tengah dengan wilayah Indonesia bagian tengah, dan Palapa Ring Timur yang mencakup wilayah Indonesia timur.
Menurut Anang, dibutuhkan integrasi atas Palapa Ring yang telah dibangun. Dengan begitu, penggunaannya bisa lebih optimal karena terhubung satu sama lain.
Advertisement
Ibaratkan Palapa Ring Sebagai Jalan Tol
Anang mengilustrasikannya dengan jalan tol di Jakarta, di mana jalur lingkar selatan Pondok Indah sebelumnya menjadi jalur tol paling sepi karena hanya bisa diakses dari tol Jagorawi dan terhenti di BSD.
Namun, menurut Anang, dengan berkembangnya pembangunan tol hingga Merak, kini jalan tol Pondok Indah jadi tol paling padat di Indonesia. Begitu pula dengan Palapa Ring di tiap paket nantinya, jika sudah saling terintegrasi.
"Begitu juga dengan Palapa Ring, ekspektasinya ketika Palapa Ring sudah terintegrasi, utilisasinya bisa meningkat, sehingga Palapa Ring bukan hanya menghubungkan antarkota dengan kabupaten tapi juga menghubungkan kota-kota seperti Jakarta dengan Manado, dan lain-lain," kata Anang, memberikan penjelasan.
Selain untuk meningkatkan utilitas dan menjangkau lebih banyak masyarakat, proyek Palapa Ring Integrasi diharapkan juga bisa meningkatkan resiliensi jaringan.
Dalam hal ini, ketika terjadi gangguan pada jaringan Palapa Ring Tengah, bisa mendapatkan backup dari jaringan integrasi. Dengan demikian, pemanfaatan internet bisa makin maksimal.
(Dam/Ysl)