Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Jumat (10/12/2021) seiring investor menilai risiko terkait varian baru COVID-19 yaitu omicron dan menanti data inflasi di Amerika Serikat.
Indeks Jepang Nikkei turun 0,16 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix menguat. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,67 persen, sedangkan indeks Kosdaq melemah 0,55 persen.Indeks saham Australia yaitu ASX 200 merosot 0,3 persen dengan indeks subenergi tersungkur 1,13 persen.
Advertisement
Saham energi di Australia, Santos turun 1,36 persen, Oil Search melemah 1,45 persen dan Woodside Petroleum tergelincir 0,63 persen.
Bursa saham Asia melemah mengikuti wall street. "Nada yang lebih berhati-hati di risiko pasar mungkin sama atau lebih berkaitan dengan kekhawatiran menjelang laporan inflasi,” ujar Head of Foreign-Exchange Strategy National Australia Bank, Ray Attrill dilansir dari CNBC, Jumat pekan ini.
Di Amerika Serikat, Departemen Tenaga Kerja akan merilis indeks harga konsumen November pada Jumat pagi. Prediksi menunjukkan inflasi dapat mencapai level tertinggi sejak 1982.
Sementara lonjakan inflasi bukan berita baru bagi pasar, investor akan melihat seberapa panas level dan reaksi seperti apa yang mungkin dipicu oleh the Federal Reserve Amerika Serikat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Data Inflasi
“Kami berharap data akan memperkuat inflasi yang mendasar di AS luas dan tinggi. Yan penting sebagai dasar kuat pernyataan hawkish Ketua FOMC Jay Powell,” ujar Ekonom Commowealth Bank of Australia, Kim Mundy.
Indeks dolar AS diperdagangkan di kisaran 96,27 dari posisi sebelumnya 95,96. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 113,44 per dolar AS.
Harga minyak Brent turun 1,9 persen menjadi USD 74,42 per barel. Harga minyak Amerika Serikat merosot dua persen menjadi USD 70,94. Pada jam perdagangan Asia, harga minyak turun 0,54 persen menjadi USD 70,56.
Advertisement