Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah bergerak melemah. Pelemahan rupiah seiring pelaku pasar yang kembali fokus ke rencana percepatan tapering The Fed.
Kurs rupiah pagi ini bergerak melemah 15 poin atau 0,11 persen ke posisi 14.382 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.367 per dolar AS.
Advertisement
"Dengan beralihnya sentimen pasar kembali ke wacana percepatan tapering AS, nilai tukar rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Jumat (10/12/2021).
Semalam, data klaim tunjangan pengangguran AS dirilis lebih bagus dari proyeksi yaitu turun 43.000 klaim dari minggu lalu menjadi 184.000 klaim, level terendah dalam lebih dari 52 tahun.
"Data mengalami penurunan yang artinya semakin sedikit orang yang menganggur di AS. Hasil ini mendukung wacana percepatan tapering bank sentral AS. Percepatan tapering bisa mendorong penguatan dolar AS," ujar Ariston.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rilis Inflasi AS
Malam ini, pasar akan memperhatikan rilis data inflasi konsumen AS untuk November yang juga menjadi bahan pertimbangan bank sentral AS untuk mengambil kebijakan moneter.
Data inflasi konsumen AS sudah berada di atas lima persen selama enam bulan terakhir, jauh di atas target inflasi The Fed di dua persen.
"Inflasi yang tinggi dan kondisi ketenagakerjaan yang membaik mendukung kebijakan pengetatan moneter. Bank sentral AS akan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya pada hari Kamis dini hari minggu depan," kata Ariston.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak melemah ke kisaran Rp14.400 per dolar AS dengan potensi support Rp14.320 per dolar AS.
Pada Kamis (9/12/2021) lalu, rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.367 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.357 per dolar AS.
Advertisement