WHO Ajak Indonesia Patungan Bantu Tangani COVID-19 di Negara Miskin

World Health Organization (WHO) tengah mengupayakan bantuan untuk negara-negara berpenghasilan rendah di dunia

oleh Tira Santia diperbarui 10 Des 2021, 20:16 WIB
Seorang pasien COVID-19 yang diintubasi duduk di unit perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Kiev pada 2 November 2021. Salah satu negara termiskin di Eropa, Ukraina, telah dilanda lonjakan infeksi varian Delta yang lebih menular dari virus corona lain. (Sergei SUPINSKY/AFP)

Liputan6.com, Bali World Health Organization (WHO) tengah mengupayakan bantuan untuk negara-negara berpenghasilan rendah di dunia dalam hal vaksinasi dan pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan mengusulkan alternatif pendanaan dalam Forum G20.

Presidensi G20 Indonesia memang menjadikan pemerataan vaksinasi di dunia sebagai salah satu pembahasan. Hal ini dinilai penting, karena percepatan pemulihan ekonomi dunia sangat tergantung oleh hal itu.

Senior Advisor of the Director General WHO Bruce Aylward dalam Forum G20 di Bali, mengusulkan negara-negara G20, salah satunya Indonesia, bisa menyumbang dana untuk menutup kesenjangan finansial penanganan pandemi global sebesar USD 23 miliar.

"Kami coba usulkan menutup gap USD 23 miliar ke G20 untuk bisa diakselerasi tahun ini. Ini penting untuk percepatan penanganan pandemi global," kata Bruce di Bali, Jumat (10/12/2021).

Bruce menjelaskan, dana ini nantinya akan digunakan untuk percepatan vaksinasi di negara berpenghasilan rendah, penambahan fasilitas kesehatan dan penambahan obat-obatan dalam rangka mendukung pemulihan pasien COVID-19.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Vaksinasi Masih Rendah

Seorang gadis muda memandikan saudaranya di sebelah jalur kereta api di New Delhi, India, Selasa (16/10). Hasil survei terhadap 104 negara yang dirilis bulan lalu menemukan bahwa sekitar 1,3 miliar orang hidup dalam kemiskinan. (AP Photo/Altaf Qadri)

Dikatakannya, kesenjangan penanganan pandemi terutama distribusi vaksin ini masih sangat terasa untuk negara yang berpenghasilan rendah.

Banyak negara berpenghasilan rendah yang memiliki tingkat vaksinasi di bawah 40 persen dari populasinya. Padahal arahan dari WHO vaksinasi dosis kedua harus mencapai 40 persen dari total penduduk akhir 2021.

"Pemulihan ekonomi dunia tidak akan terjadi jika masalah kesenjangan ini tidak segera kita selesaikan," pungkasnya tegas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya