KAI dan Perumnas Sinergi Bangun Stasiun Baru di Kawasan TOD

KAI dan Perum Perumnas menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang Rencana Kerja Sama Pembangunan Stasiun Baru Parayasa

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Des 2021, 22:02 WIB
KAI dan Perumnas kerjasama pembangunan Stasiun Baru Parayasa (dok: KAI)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan Perum Perumnas menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang Rencana Kerja Sama Pembangunan Stasiun Baru Parayasa dan Peningkatan Aksesibilitas Stasiun Parung Panjang. Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dan Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa Soediro di Jakarta Railway Center (JRC), Jakarta, Jumat (10/12).

MoU ini dimaksudkan sebagai langkah awal dan dasar bagi KAI dan Perumnas untuk melaksanakan kerja sama dengan berlandaskan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

“Penandatanganan MoU ini sebagai langkah konsisten antara KAI dan Perumnas untuk terus berkolaborasi melakukan optimalisasi pemanfaatan lahan yang strategis dan membangun kawasan yang terintegrasi TOD,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.

Didiek mengatakan, pembangunan hunian yang terintegrasi dengan sarana transportasi publik seperti kereta api sejalan dengan program pemerintah yang terus mendorong peningkatan efisiensi perkotaan di Indonesia. Hal ini juga merupakan penjabaran dari visi KAI yakni menjadi solusi ekosistem terbaik untuk Indonesia.

Melalui MoU ini, KAI dan Perumnas berencana membangun stasiun baru di Desa Lumpang, Kec. Parung Panjang, Kab. Bogor serta membangun akses baru bagi pedestrian di sisi selatan Stasiun Parung Panjang berupa jembatan penyeberangan dan fasilitas Commuter Junction. Tujuannya, untuk meningkatkan efektifitas dan memberikan kemudahan aksesibilitas bagi masyarakat yang lebih luas.

Stasiun baru yang akan dibangun tersebut akan dilayani KRL rute Tanah Abang, Serpong, Parung Panjang, Maja, dan Rangkasbitung. Saat ini terdapat 210 perjalanan KRL per hari untuk lintas Tanahabang-Rangkasbitung, dengan rata-rata volume pengguna KRL per hari sebanyak 77 ribu pengguna.

Adapun rata-rata volume pengguna KRL di Stasiun Parung Panjang sendiri sebanyak 6.459 pengguna per hari pada November 2021. Pada masa sebelum pandemi atau November 2019, jumlahnya mencapai rata-rata 12.356 pengguna per hari. Dengan adanya rencana stasiun baru dan juga pengembangan stasiun tersebut, diharapkan jumlah pengguna KRL yang terlayani akan semakin meningkat.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tren Properti

Maket proyek perumahan rumah susun yang akan di bangun di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta, Selasa (15/8). Perum Perumnas bersama PT KAI resmikan pembangunan proyek rumah susun dengan konsep Transit Oriented Development (TOD). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Sementara di kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro menambahkan dalam rangka mengintegrasikan perumahan Perumnas yang berlokasi di Parung Panjang Bogor yaitu Samesta Parayasa dengan transportasi umum KRL Jabodetabek, pembangunan stasiun baru yang berada di area perumahan Samesta Parayasa pun akan segera disiapkan.

Lokasi stasiun baru yang dibangun akan berada tepat di kawasan perumahan Samesta Parayasa dan berada diantara stasiun eksisting terdekat yaitu Stasiun Parung Panjang dan Stasiun Cilejit.

Perumnas memahami bahwa konsep hunian terintegrasi transportasi KRL atau TOD ini menjadi tren properti saat ini yang mempunyai banyak manfaat dalam menunjang keseharian masyarakat, khususnya mobilitas para penghuni.

Animo masyarakat sangat tinggi pada hunian terintegrasi transportasi KRL Jabodetabek yang dibangun oleh Perumnas. Hal ini karena letak dan konsepnya didukung dengan captive market yang cocok untuk milenial dan konsumen perumahan dengan mobilitas yang tinggi.

“Dengan total hunian sebanyak 12,100 unit diatas lahan sekitar 200 ha, penghuni Samesta Parayasa akan mudah berpergian menggunakan moda transportasi KRL yang tepat berada diarea huniannya. Banyak manfaat yang akan didapat, Penghuni dapat menghemat waktu tempuh untuk menjangkau lokasi aktivitas mereka dan juga biaya transportasi yang terjangkau dengan penggunaan transportasi KRL yang berada di dalam lingkungan perumahan, minim polusi dalam berkendara, serta manfaat lainnya yang juga akan berdampak pada Pertumbuhan Ekonomi Nasional,” tutur Budi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya