Liputan6.com, Surabaya Bertandang ke Kota Surabaya, jangan lupa mampir ke museum. Museum bisa menambah wawasan sejarahmu. Ada beberapa museum bersejarah yang tersebar di Kota Pahlawan ini.
Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam sosok pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, datanglah ke Museum WR Supratman. Lokasinya berada di Jalan Mangga No. 21, Gedung Sewu, Kelurahan Tambaksari, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya.
Advertisement
Museum WR Supratman merupakan rumah milik Roekiyem Soepratijah, kakak pertama dari WR Supratman. Pahlawan nasional Indonesia ini tinggal di rumah tersebut sejak tahun 1937 hingga tutup usia pada 17 Agustus 1938.
Di sisi kanan dalam rumah dan sisi kiri ruang tamu terdapat kamar tidur. WR Supratman tinggal di kamar depan yang hanya diakses melalui jendela depan.
Foto-foto WR Supratman dengan keluarga dan teman dekat terpampang di dinding ruang tamu. Di pojok ruang tamu terdapat lemari berisi replika Biola.
Karya-karya dan perjalanan WR Supratman terabadikan di rumah ini. Kini menjadi museum bersejarah yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.
Museum WR Supratman buka pada Selasa sampai Minggu pukul 09.00-17.00 WIB. Tidak harus bayar, karena museum ini dibuka secara gratis.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sekilas WR Supratman
Wage Rudolf (WR) Supratman merupakan sosok penting dan berkontribusi besar terhadap bangsa Indonesia. Ia adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya yang hingga saat ini masih didengar dan dinyanyikan.
WR Supratman lahir di Jakarta, 9 Maret 1903 dan wafat pada 17 Agustus 1938. Ia merupakan anak dari seorang sersan di Batalyon VIII yang bernama Senen. Kakak iparnya WM Van Eldik (Sastromihardjo) mengasuh WR Supratman. Ia belajar bermain gitar dan biola.
Semasa hidupnya, WR Supratman tidak mengikuti organisasi politik apapun. Ia banyak menciptakan lagu nasional. Beberapa lagu ciptaan WR Supratman di antaranya Indonesia Raya, Bendera Kita Merah Putih, Indonesia Ibuku, Bangunlah Hei Kawan, dan Matahari Terbit. Kini ia dijuluki sebagai Bapak Musik Nasional.
Penulis: Muhamad Husni Tamami
Advertisement