Liputan6.com, Jakarta - Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah semakin membaik. Hal itu membuat dunia pariwisata perlahan mulai bangkit kembali. Namun beda dengan sebelum pandemi, kali ini tak banyak turis atau wisatawan mancanegara (wisman) yang datang.
Mendatangkan kembali wisman ke Indonesia memang tidak mudah. Tiap negara punya kebijakan sendiri dalam menentukan apakah warga mereka sudah bisa melakukan perjalanan internasional, apalagi belakangan kasus positif Covid-19 kembali meningkat di beberapa negara.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedi, perjalanan dalam negeri (domestik) menjadi andalan dan jadi tren wisata selama tahun 2021. Didien mengatakan, hal ini turut didorong dengan pemerintah yang fokus kepada pengembangan kualitas destinasi wisata, bukan kuantitas wisata.
Ia mencontohkan sejumlah perhelatan internasional yang diadakan di sejumlah tempat seperti Bali hingga Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
"Ribuan orang masuk lewat berbagai acara seperti World Superbike di Mandalika, lalu G20 di Bali. Ini adalah contoh pengembangan pariwisata Indonesia yang mulai membaik," ucapnya dalam webinar tentang tren wisata dan asuransi perjalanan, Jumat, 10 Desember 2021.
"Seiring dengan itu, banyak pula desa-desa wisata di sekitarnya yang juga dikembangkan, dan menjadi tempat yang safe karena tidak berkerumunan. Jadi intinya, wisata domestik akan semakin meningkat," tambahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Ada yang Pesimis
Meski begitu, Didien tak menampik bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi industri pariwisata untuk menyambut tahun 2022. "Rintangan yang ada adalah masih belum konsistennya peraturan-peraturan yang diterapkan. Yang kedua adalah soal pendanaan, kita berharap pendanaan pemerintah tersusun dengan baik tata kelolanya untuk pariwisata domestik," jelas Didien.
Hal ini, lanjut dia, juga berpengaruh pada tren berwisata ke depan, yang masih belum bisa diprediksi menyusul pandemi yang belum usai. "Masih belum bisa diprediksi dengan tepat seiring dengan perubahan peraturan dan kebijakan. Yang jelas, tidak ada orang yang pesimis. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tetap berpromosi secara wajar untuk wisata Indonesia," terangnya.
Didien mengatakan, dengan aspek keamanan dam kesehatan kian menjadi prioritas, permintaan akan asuransi perjalanan dengan proteksi lebih pun ikut meningkat. Asuransi perjalanan dinilai memberikan rasa aman dan percaya diri dalam menghadapi risiko di tengah kondisi pandemi yang tidak menentu.
Advertisement
Lebih Tenang
Pendapat itu didukung oleh Rismauli Silaban, Chief Technical Officer Zurich Asuransi Indonesia. Rismauli mengatakan, memulihnya tren bepergian harus disertakan dengan perlindungan lebih agar masyarakat dapat bepergian dengan lebih tenang tanpa harus mengkhawatirkan risiko yang mungkin dihadapi.
"Di sinilah asuransi perjalanan berperan penting dalam memberikan masyarakat perasaan aman dan nyaman sejak mulai dari persiapan perjalanan hingga sampai di tujuan. Untuk itu, kami menyediakan solusi perlindungan perjalanan yang komprehensif, dengan mengedepankan kebutuhan nasabah," terang Rismauli.
Zurich Travel Insurance juga memberikan perlindungan sesuai dengan tipe perjalanan Anda. Untuk mereka yang hobi olahraga ekstrem, mereka siap menyediakan asuransi untuk olahraga seperti berselancar, menyelam, panjat tebing. Begitu pula dengan olahraga lain seperti golf. Perlindungan juga diberikan bagi mereka yang berpartisipasi dalam olahraga musim dingin di luar negeri.
8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19
Advertisement