200 Orang Dikarantina karena Hadiri Pemakaman Jenazah Positif Covid-19 di Thailand

Akibat menghadiri jenazah positif Covid-19, sebanyak 200 orang lebih harus dikarantina.

oleh Komarudin diperbarui 11 Des 2021, 14:32 WIB
Petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca di dalam unit vaksinasi keliling di Bangkok, Thailand, Rabu (8/9/2021). Otoritas kesehatan Bangkok meluncurkan unit vaksinasi keliling pertama untuk mendukung kampanye vaksinasi di masyarakat. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Jakarta - Para tamu yang menghadiri pemakaman di provinsi Phetchabun, Thailand, kini telah diisolasi setelah diketahui bahwa orang yang meninggal itu terinfeksi Covid-19. Pemakaman berlangsung di distrik Nong Phai di provinsi utara Thailand dan dihadiri lebih dari 200 orang yang kemudian harus dikarantina.

Rumah Sakit Distrik Nong Phai mengaku bersalah mengizinkan keluarga wanita berusia 78 tahun itu mengambil jenazahnya setelah dia meninggal untuk melakukan upacara dan upacara pemakaman.

Mereka memberi tahu orang-orang yang berpartisipasi dalam pemakamannya bahwa mereka perlu diisolasi. Sementara petugas medis harus mengamati mereka terkait infeksi Covid-19.

Wanita itu telah dirawat di rumah sakit pada 3 Desember 2021 dan diberikan tes antigen yang hasilnya negatif. Dia menderita diabetes dan masuk rumah sakit akibat kelelahan, demam tinggi, dan diare dan mengalami infeksi paru-paru.

Dokter kemudian memutuskan untuk melakukan tes Covid-19 kedua, kali ini tes RT-PCR. Sambil menunggu hasil tes kembali, perempuan itu meninggal.

Keluarga wanita itu dihubungi dan mereka diizinkan untuk mengambil jenazahnya untuk dimakamkan. Namun, hasil RT-PCR perempuan itu diagnosis positif Covid-19.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Minta Maaf

Ilustrasi minta maaf. (Photo by kalhh on Pixabay)

Begitu staf rumah sakit mengetahui bahwa wanita itu menderita Covid-19, mereka segera menghubungi keluarga, tetapi pemakaman telah dilakukan. Peserta yang khawatir mulai menghubungi rumah sakit untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang risiko mereka.

Direktur Rumah Sakit Distrik Nong Phai bertemu dengan keluarga wanita yang meninggal untuk menyampaikan permintaan maaf atas ketidakbertanggungjawaban mereka dalam mengizinkan jenazahnya dikeluarkan sebelum hasil tes Covid-19 diterima. Gubernur Phetchabun juga meminta direktur rumah sakit laporan lengkap kasus tersebut.

Tidak ada informasi apakah 200 peserta pemakaman telah dites Covid-19. Jika ada, apakah ada hasil tes mereka yang positif.


Dihapus dari Daftar Negara Berisiko Tinggi

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Terkait Covid-19, Kedutaan Besar Thailand di Berlin mengatakan Thailand telah dihapus dari daftar negara berisiko tinggi Covid-19 di Jerman. Pelancong dari Thailand sekarang dapat memasuki negara tersebut tanpa harus dikarantina.

Selain divaksinasi lengkap dengan jenis vaksin yang disetujui pemerintah, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson & Johnson, pendatang dari Thailand harus menunjukkan hasil tes PCR negatif. Hasil tersebut harus diambil dalam waktu 72 jam perjalanan, atau tes antigen negatif yang diambil dalam waktu 48 jam.

Wisatawan yang telah pulih dari Covid-19 harus menunjukkan bukti hasil tes PCR positif yang berusia setidaknya 28 hari. Tetapi tidak lebih dari enam bulan, atau bukti telah divaksinasi lengkap dengan vaksin yang disetujui setidaknya 14 hari sebelum kedatangan.


[INFOGRAFIS] Kutukan Kudeta di Negeri Gajah Putih

Kudeta terjadi lagi di Thailand setelah status darurat diberlakukan. Ini bukan kali pertamanya militer menggulingkan pemerintahan sipil.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya