Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengandalkan skema hidup dengan COVID-19 agar kehidupan di negaranya beranjak kembali normal. Kini, kasus virus corona di Korsel sempat tembus 7.000.
Dilaporkan Yonhap, Sabtu (11/12/2021), warga Korsel ternyata khawatir dengan risiko dari skema tersebut. Survei menunjukkan ada 69 persen responden khawatir risiko terkait COVID-19 naik akibat penerapan ini.
Baca Juga
Advertisement
Namun, ada 23,1 persen yang berkata level risikonya masih normal, dan 8 persen berkata risiko tidka bertambah.
Survei itu dilakukan oleh ahli kesehatan masyarakat Prof. Yoo Myung-soon dari Seoul National University.
Sementara itu, hampir setengah responden menilai peerintah belum siap melawan penularan. Sebanyak 58,1 persen menyorot kurangnya kasur rumah sakit dan 29,8 persen meminta agar tenaga kesehatan untuk merawat pasien kritis ditambah.
Survei dilakukan pada 22-29 November 2021 dengan 921 responden orang dewasa. Margin of error plus/minus 3,25 persen poin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Harian Tembus 7.000
Berdasarkan data kementerian kesehatan Korsel, pekan ini sudah tiga kali kasus di negara tersebut tembus 7.000.
Kasus harian tertinggi tercatat pada 8 Desember dengan 7.174 kasus. Pada Sabtu ini, kasus harian menurun tipis jadi 6.977.
Tes harian di Korsel saat ini mencapai 276.904.
Rata-rata kasus mingguan yang harus masuk rumah sakit mencapai 803 kasus. Untuk kematian rata-rata 57 orang per minggu.
Seoul masih menjadi episentrum COVID-19 di Korsel.
Saat ini, pemerintah Korsel memperketat aturan social distancing hingga setelah tahun baru 2022.
Advertisement