Liputan6.com, Jakarta KONI Pusat baru saja menyelesaikan Rapat Kerja Nasional atau Rakernas 2021 pada Kamis (9/12/2021). Rakernas KONI 2021 ini menghasilkan beberapa rekomendasi. Salah satunya mengenai aturan mutasi atau perpindahan atlet di ajang Pekan Olahraga Nasional/PON.
Rakernas KONI Pusat 2021 mengusung tema “Evaluasi Penyelenggaraan PON XX/Papua Menuju Sukses PON XXI/2024 Aceh-Sumut” menghasilkan beberapa keputusan strategis guna meningkatkan kualitas pembinaan olahraga prestasi di Indonesia.
Advertisement
"Kita baru saja menyelesaikan Rapat Kerja Nasional KONI Tahun 2021. Agendanya adalah evaluasi pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional ke-20 Tahun 2021 di Papua untuk selanjutnya kita mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke-21 Tahun 2024 di Aceh-Sumatera Utara,” terang Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman.
Dalam Rakernas yang baru saja usai dilakukan, beberapa evaluasi mengarah pada penyelenggaraan PON. Pertama adalah peraturan organisasi mengenai PON itu sendiri. Kedua, aturan mutasi atlet dalam pelaksanaan PON. “Banyak sekali keresahan-keresahan yang terkait dengan mutasi atlet yang kita tidak bisa abaikan, bahwa itu perlu segera kita perbaiki,” kata Marciano.
"Penyempurnaan aturan mutasi atlet menjadi hal penting dan jadi atensi provinsi bahwa atlet yang dikirim ke PON itu seharusnya murni hasil pembinaan masing-masing daerah."
"Harapannya ke depan kita bisa melihat betul provinsi yang telak melakukan pembi
Pembinaan Prestasi
naan atlet dengan baik, hasilnya dari mana, bukan provinsi yang secara instan mengambil atlet kanan-kiri untuk mendukung prestasi provinsinya, tetapi harus hasil pembinaan yang bisa membuat mereka bangga dengan hasil prestasinya."
Berbagai keputusan hasil Rakernas tersebut dicapai secara demokratis. Seluruh peserta, masukan-masukan dari KONI Provinsi dan Induk Cabang Olahraga menjadi dasar hasil Rakernas. “Masukan dari pimpinan cabang olahraga, masukan dari Ketua KONI Provinsi menjadi dasar membuat aturan-aturan baru yang disepakati oleh peserta Rakernas ini,” jelas Ketum KONI Pusat.
Selanjutnya Marciano menyinggung tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Menurut Ketum KONI Pusat, peran organisasi pembina olahraga anggota KONI sangat penting. Pasalnya, atlet-atlet juara yang ditargetkan DBON merupakan hasil dari pembinaan olahraga KONI beserta anggotanya.
“Kita mengambil satu peran yang betul-betul berdampak dan optimal di dalam pencapaian sasaran dari DBON itu, yaitu bagaimana menambah juara-juara pada setiap kehadiran kita pada multievent internasional, puncaknya adalah Olimpiade,” tegas Marciano.
Advertisement
Peran KONI
Dalam DBON, diterangkan bahwa terdapat 14 cabang olahraga unggulan. Namun begitu, terdapat sistem promosi dan degradasi. Peran KONI adalah melakukan pendampingan. “Kita memberikan pendampingan kepada cabang olahraga untuk mereka benar-benar melakukan sesuai dengan programnya, sesuai dengan sport science-nya, sesuai dengan sistem pembinaan yang dikehendaki,” terangnya.
Selain itu, Ketum KONI Pusat bersyukur Rakernas dapat diselenggarakan secara tatap muka. Pelaksanaan PON XX/2021 di Papua pun, seluruh pertandingan diselenggarakan dengan penonton. Dari kedua bukti tersebut, diyakini bahwa Bangsa Indonesia mampu bangkit dari pandemi covid-19, dengan catatan penerapan protokol kesehatan ketat.
“Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan ke depan seperti tanggal 15 ini, nanti Liga 2 PSSI akan dimulai dengan penonton. Ini adalah satu test case,”tandasnya saat jumpa pers pasca menutup Rakernas KONI Tahun 2021.