Liputan6.com, Jakarta Pelestarian Gorga dan Ulos sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Sumatera Utara terus dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan adanya pertukaran ilmu para praktisi wirausahawan muda serta para mahasiswa yang nantinya akan mengembangkan nilai-nilai budaya lebih jauh.
Kolaborasi ini berlangsung dalam kegiatan "Workshop Sosialisasi Karya Gorga dan Tenun Ulos" oleh peserta program UNESCO Jakarta di wilayah Kawasan Danau Toba, yang dilaksanakan pada Kamis, 9 Desember 2021 di Ruang Galeri Seni Rupa Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Medan (Unimed).
Advertisement
Wirausahawan muda yang membagi kisahnya dalam kegiatan kali ini merupakan dampingan dari Creative Youth at Indonesian Heritage Sites Program, atau Program Kita Muda Kreatif dari UNESCO Jakarta yang di bawah dukungan penuh Citi Indonesia dan Citi Foundation, yang berasal dari Kawasan Danau Toba.
Dukungan ini juga diperluas di bawah Program Dukungan Masyarakat Pegiat Warisan Budaya Tak Benda di Sumatera Utara (TACW-ICH) dari UNESCO kepada 150 pegiat Warisan Budaya Tak Benda.
"Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), atau pengetahuan dan kemampuan tradisional, merupakan sumber yang fundamental bagi daya hidup komunitas. Tentunya pengetahuan ini dapat terdampak oleh bencana, salah satunya pandemi yang masih berlangsung," ujar Moe Chiba, Kepala Unit Budaya, UNESCO Jakarta.
"Di sisi lain, keadaan ini juga dapat memicu regenerasi komunitas. Dengan alasan ini, negara anggota UNESCO telah mengadopsi pedoman operasional baru untuk mendukung keberlangsungan WBTB ketika bencana berlangsung. Selain itu perlu adanya upayanya pengenalan secara luas tentang pentingnya pelestarian warisan budaya tak benda di masyarakat luas," imbuh dia.
Workshop kali ini diberikan melalui metode praktik bersama dengan para pengukir gorga yaitu Manto Manurung dan Jesral Tambun dari Kabupaten Toba, pengrajin ulos yaitu Sartika Sihombing dari Kabupaten Tapanuli Utara, serta desainer tekstil dan pemerhati ulos Manjungjung Hutabarat dari Kabupaten Tapanuli Utara.
20 Mahasiswa yang hadir dari berbagai semester ini langsung belajar mengukir Gorga dengan media yang telah disediakan, dibantu dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan oleh narasumber.
Pendekatan praktik diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan mahasiswa untuk mempelajari lebih jauh mengenai warisan budaya tak benda yang ada di wilayah Danau Toba. Sehingga mahasiswa dapat kenal dan dekat pada seni budaya lokal, agar tetap terjaga dan selalu terevitalisasi sesuai dengan perkembangan jaman.
"Workshop ini sangat memberikan pengetahuan bagi para mahasiswa untuk mengenal budaya sendiri di mana selama ini mereka masih kurang perhatian dengan budaya yang ada ini. Diharapkan pelatihan tidak hanya berhenti di sini, namun akan berkelanjutan, baik dengan adanya pelatihan secara tatap muka, video tutorial, ataupun online," ujar Drs. Mesra, M.Sn, Ketua Jurusan Seni Rupa Unimed.
"Sebagai informasi, untuk para mahasiswa baru, di semester 5 telah dirancang mata kuliah tentang Ulos dan kemungkinan membutuhkan tenaga ahli dari lapangan untuk menjadi dosen tamu dan hal ini memungkinkan dari teman-teman Kita Muda Kreatif UNESCO Jakarta. Diharapkan akan ada MOU antara Unimed dan UNESCO Jakarta untuk kerjasama jangka panjang," imbuh dia.
"Saya berharap ke depannya ada pelatihan-pelatihan tatap muka secara langsung di lokasi yang tepat dan menghadirkan narasumber yang kompeten, seperti pelatihan saat ini," ujar Manto Manurung, pengukir gorga peserta program Kita Muda Kreatif dari Kabupaten Tapanuli Utara.
Kerjasama di Program Lainnya
Workshop bersama pengrajin muda serta mahasiswa Seni Rupa Unimed merupakan salah satu bagian kegiatan peningkatan kapasitas yang diselenggarakan UNESCO Jakarta dan Unimed. Kegiatan ini melengkapi rangkaian kegiatan UNESCO lainnya untuk 119 penenun Ulos dan 31 penggorga di Kawasan Danau Toba.
Pendampingan yang dilakukan meliputi pelatihan teknis pewarnaan alam untuk benang Ulos, pelatihan teknis penggunaan bahan ramah lingkungan untuk produk kreatif Gorga serta pelatihan pemasaran melalui media digital yang telah dilaksanakan sepanjang September-November 2021.
Dalam kaitanya dengan kegiatan di Unimed, ke depannya diharapkan akan ada kerjasama antara UNESCO Jakarta dan Unimed untuk program-program lainnya untuk melestarian Warisan Budaya Tak Benda lainnya, sekaligus mendatangkan para wirausahawan muda sebagai dosen tamu praktisi bagi para mahasiswa. Sehingga kerjasama ini akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, serta mampu mewariskan nilai kebudayaan yang luhur pada anak cucu di generasi yang mendatang.
Advertisement