Siap-Siap, Tarif Pengangkutan Kontainer Bakal Naik di Januari 2022

Sistem floating booking space berpotensi berdampak terhadap peningkatan tarif pengangkutan kontainer karena kontainer tersedia tetapi ruang di kapal tidak tersedia.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2021, 15:30 WIB
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa perusahaan pelayaran domestik akan memberlakukan sistem floating booking space khusus untuk pengiriman kontainer mulai Januari 2022. Dengan sistem ini diberlakukan baik yang melakukan booking langsung ke pelayaran maupun yang melalui jasa forwarder nasional.

Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Purnoto menilai sistem ini bakal menyulitkan para pelaku logistik. Utamanya perusahaan jasa logistik terintegrasi (3PL) dan pengguna yang tidak menggunakan jasa 3PL. Sebab tidak ada jaminan ruang (space) dan rencana booking untuk pengiriman kontainer antar pulau.

"Sistem floating booking space berpotensi berdampak terhadap peningkatan tarif pengangkutan kontainer karena kontainer tersedia tetapi ruang di kapal tidak tersedia," tutur Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Purnoto dalam keterangan resminya, Jakarta, Minggu (12/12/2021).

Padahal selama ini sudah terjadi kenaikan tarif angkut kontainer yang sangat tinggi. Menurut Sugi, untuk kota-kota strategis dengan volume kontainer yang cukup besar seperti Makassar terjadi kenaikan antara 30-80 persen dan Medan antara 30-60 persen di 2021.

"Kenaikan tarif yang terjadi sejak triwulan II - 2021 itu kemungkinan berlanjut pada tahun 2022," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bertentangan dengan Kebijakan Jokowi

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Saat ini kata Sugi, para pengusaha tengah menunggu tanggapan dari pelayaran nasional. Sebab kondisi tersebut bertolak belakang dengan kebijakan Presiden Jokowi terkait penurunan biaya logistik.

"Beberapa upaya seperti program Tol Laut sudah dilakukan untuk penurunan harga barang terutama mengurangi disparitas harga di wilayah timur," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya