Liputan6.com, Jakarta - Tesla kembali menghadapi gugatan kedua dari seorang karyawan wanitanya, yang mengaku telah mengalami pelecehan seksual. Pekerja tersebut, adalah Erica Cloud, yang bekerja di perakitan mobil listrik Amerika Serikat tersebut dan menjadi sasaran perlakuan yang tidak mengenakan bagi seorang wanita.
Dilansir Reuters, Cloud menuduh staf Tesla, termasuk mantan manajernya telah melakukan pelecehan seksual. Gugatan ini sendiri, diajukan ke Pengadilan Tinggi Alameda Country di California, Amerika Serikat.
Advertisement
Sementara itu, pekerja menuduh bahwa manajer memeluk dan memijatnya sambil membuat pernyataan kasar dan sugestif.
Tidak hanya itu, pekerja wanita ini juga mengalami pembalasan dari manajer lain, setelah mengeluh kepada tim sumber daya manusia (SDM) perusahaan tentang masalah tersebut.
Gugatan lebih lanjut menambahkan bahwa Tesla gagal mencegah dan mengambil tindakan korektif atas dugaan pelecehan seksual.
Gugatan itu adalah yang kedua dalam waktu kurang dari sebulan, dengan pekerja Tesla Jessica Barraza menuduh Tesla melakukan pelecehan seksual yang meluas pada pertengahan November.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gugatan kurang dari sebulan
"Hampir setiap hari selama tiga tahun, saya dan rekan kerja perempuan saya diobjek, diancam, disentuh, dan dilamar di lantai pabrik," klaim Barraza dalam sebuah pernyataan saat itu.
"Saya ingin datang untuk bekerja, melakukan pekerjaan saya, dan menghidupi keluarga saya tanpa harus menanggung pelecehan seksual terus-menerus. Saya merasa terdegradasi, terhina, dan trauma," tambahnya.
Barraza juga mengatakan bahwa dia mengetahui tidak ada tindakan yang diambil oleh departemen sumber daya manusia Tesla setelah keluhannya kepada pihak yang berwenang tersebut.
Advertisement