Relokasi Korban Semeru, Kepala BNPB: Kami Akan Bantu Pembangunannya

BNPB telah melapor kepada Jokowi agar diizinkan menggunakan lahan Perhutani untuk rumah baru para pengungsi korban Semeru.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 13 Des 2021, 11:50 WIB
Warga terdampak letusan gunung Semeru mengungsi di tempat penampungan sementara di desa Sumber Wuluh di Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Sejauh ini warga terdampak Gunung Semeru erupsi di wilayah Pronojiwo, Lumajang, mengungsi di sejumlah tempat. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto meminta pemerintah mempercepat relokasi tempat tinggal korban erupsi Gunung Semeru. Hal itu disampaikan Yandri dalam raker Komisi VIII bersama BNPB.

“Mereka trauma berat dan tidak mau lagi untuk kembali ke rumah mereka semula,” kata Yandri di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (13/12/2021).

Menaggapi hal tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyatakan pihaknya telah melapor pada Presiden Joko Widodo agar lahan Perhutani mendapat izin menjadi lahan untuk rumah baru para pengungsi.

“Terkait relokasi Bapak Bupati sudah menunjuk beberapa tempat, dan kami sudah lapor Pak Presiden untuk mendapatkan izin Perhutani terkait lahan itu,” kata Suharyanto.

Suharyanto menyatakan BNPB siap membantu dalam proses pembangunan rumah baru untuk relokasi para korban erupsi Semeru. Ia juga menyebut selama menunggu rumah relokasi, para pengungsi mendapatkan dana tunggu setiap bulannya selama 6 bulan.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Bantu Pembangunan Rumah

“Apabila lahan sudah siap kami akan bantu pembangunannya. Selama menunggu, pengungsi mendapat dana tunggu selama enam bulan. Untuk rumah yang rusak berat dapat bantuan Rp 50 juta, sedang 25 juta, yang sudah tidak bisa ditempati lagi dibangunkan di lahan batu relokasi,” kata Suharyanto.

Selain itu, Suharyanto juga melaporkan bahwa status tanggap darurat di Semeru juga diperpanjang. “Status tanggap darurat masih diberlakukan beberapa waktu ke depan, pencarian yang hilang juga kami tambah 14 hari,” pungkas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya