Liputan6.com, Yerusalem - Untuk memperkuat hubungan bilateral yang baru-baru ini terjalin, Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett melakukan lawatan resmi pertamanya ke Uni Emirat Arab (UEA). Kunjungan tersebut dilakukan pada Minggu 12 Desember 2021.
Perjalanan tersebut juga menandai lawatan resmi pertama seorang PM Israel ke negara Teluk itu.
Israel dan UEA menandatangani apa yang disebut Kesepakatan Abraham, sebuah perjanjian normalisasi yang diprakarsai oleh Amerika Serikat, pada September 2020.
Baca Juga
Advertisement
"Saya sangat senang melakukan sebuah kunjungan bersejarah, kunjungan pertama (oleh seorang PM Israel), ke UEA," kata Bennett dalam sebuah pernyataan video di Bandar Udara Ben Gurion di luar Tel Aviv sebelum keberangkatannya seperti dikutip dari Xinhua, Senin (13/12/2021).
Bennett mengatakan dia akan bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan pada Senin 13 Desember dan juga akan bertemu dengan "puluhan menteri dan pejabat senior lainnya."
Kunjungan itu, yang dilakukan sekitar 14 bulan setelah normalisasi hubungan Israel dan UEA, "bertujuan untuk memperdalam kerja sama antara kedua negara di semua bidang," kata Bennett.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hubungan Israel dan UEA Sudah Sangat Baik
PM Naftali Bennett menambahkan bahwa hubungan Israel dan UEA sudah "sangat baik dan bercabang, dan kami harus terus menjaga dan memperkuatnya, serta membangun perdamaian yang hangat antara masyarakat dari kedua negara."
Kunjungan itu dilakukan di tengah upaya diplomatik Israel untuk menghentikan pembicaraan nuklir antara kekuatan dunia dan Iran.
Pada akhir Juni lalu, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid terbang ke UEA, dalam kunjungan pertama oleh seorang pejabat senior Israel, untuk membuka kedutaan besar Israel pertama di negara Teluk tersebut. Sekitar sebulan kemudian, UEA meresmikan kedutaan besarnya di Israel. Selesai
Advertisement