Kenapa Vaksinasi COVID-19 Perlu Diberikan 2 Kali?

Satu kali vaksinasi COVID-19 dapat meningkatkan antibodi tetapi bukan untuk waktu lama.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 13 Des 2021, 13:30 WIB
Sejumlah siswa mengikuti vaksinasi COVID-19 untuk murid sekolah dasar di SDN Panunggangan 5, Pinang, Kota Tangerang, Selasa (19/10/2021). Pelaksanaan vaksinasi untuk pelajar usia 12 tahun ini dilakukan dalam rangka persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Dr Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan alasan vaksinasi COVID-19 perlu diberikan sebanyak dua kali. Menurutnya, hal tersebut terkait dengan peningkatan antibodi dari jenis vaksin yang digunakan.

"Vaksinasi satu kali memang meningkatkan antibodi. Yang kita cari adalah yang kita sebut Imunoglobulin G, ini yang harus tinggi untuk kita bisa memerangi virus SARS-CoV-2 itu," jelas Sri dalam Sarasehan Nasional Iluni FKUI 2021 yang disiarkan secara daring, Minggu (12/12/2021). 

Sri mengatakan, satu kali vaksinasi COVID-19 dapat meningkatkan antibodi tetapi bukan untuk waktu lama. Terlebih, jika jenis vaksin yang digunakan adalah inactivated vaccine. Antibodi yang ditimbulkan dari jenis vaksin tersebut akan menurun dalam jangka waktu enam bulan, sehingga diperlukan vaksinasi kedua. 

"Jadi kalau hanya satu kali, itu vaksinasi berguna tetapi jangka pendek. Nah kalau kita mau untuk jangka panjang, kita harus berikan vaksinasi yang kedua sehingga antibodinya naik tinggi dan ini agak lama."

Sri juga menyinggung mengenai vaksin booster. Menurutnya, vaksin booster diperlukan sebagai penguat antibodi yang dihasilkan oleh inactivated vaccine.

 


Vaksinasi dan Prokes, Paket Tak Terpisah Hadapi COVID-19

Dalam kesempatan yang sama, Sri juga menjelaskan pentingnya vaksinasi. Dokter spesialis anak konsultan ini mengatakan, jika kita hanya melakukan salah satu dari langkah pencegahan seperti vaksinasi COVID-19 tanpa protokol kesehatan 5 M atau sebaliknya, maka penularan tidak akan berhenti.

Sri menyebut, tanpa vaksinasi dan protokol kesehatan, infeksi COVID-19 akan mudah menular dari orang ke orang lain. "Yang sakit dan yang meninggal pun banyak."

Bila hanya menerapkan protokol kesehatan tanpa vaksinasi, penularan virus memang berkurang namun masih akan ada korban jiwa.

"Nah, kita ingin tidak ada yang meninggal karena COVID-19, maka dua-duanya (penerapan prokes dan vaksinasi) harus kita kerjakan bersama-sama. Ini yang harus betul-betul dicamkan bahwa protokol kesehatan dan vaksinasi itu merupakan satu paket yang tidak bisa dipisahkan," tutur Sri.

 


Infografis Amankah Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun?

Infografis Amankah Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun? (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya