Tiga wisatawan Pantai Bandengan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang sebelumnya dinyatakan hilang saat bermain di obyek wisata tersebut, ditemukan dengan kondisi sudah tak bernyawa, Senin (24/12/2012).
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Lulus Suprayetno, di Jepara, korban pertama yang ditemukan, yakni Ali Mahmudi (13) ditemukan Senin (24/12) pukul 05.20 WIB, sedangkan M. Habib Rahman (16) ditemukan pukul 07.30 WIB dan korban ketiga, yakni Roisul Umam (15) ditemukan pukul 17.30 WIB.
Habib Rahman, asal Desa Puncel, Kecamatan Dukuhseti ditemukan 700 meter arah utara dari lokasi kejadian, sedangkan Ali Mahmudi , asal Desa Klakah Kasian, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, ditemukan sekitar 50 meter dari lokasi korban berenang.
Korban ketiga, yakni Roisul Umam asal Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati ditemukan sekitar 800 meter arah barat dari lokasi kejadian.
Dua korban yang ditemukan lebih awal, katanya, sudah diantar ke rumah duka, sedangkan korban ketiga setelah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah R.A. Kartini Jepara juga diantarkan ke rumah duka. "Dengan demikian, pencarian korban tenggelam di Pantai Bandengan sudah berakhir," ujarnya.
Insiden tenggelamnya tiga orang tersebut berawal ketika tujuh orang yang merupakan bagian dari rombongan Pondok Pesantren Raudlatul Falah dari Desa Bermi, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, bermain di tepi pantai dengan menggunakan satu pelampung berbentuk angka delapan.
Ketika dihantam ombak, ketujuh orang tersebut terpelanting dari atas pelampung yang dinaiki bersama.
Dari tujuh orang tersebut, dua orang di antaranya selamat, yakniMoh Irsyad (10) asal Kendal dan Irfan Kurniawan (15) warga Trangkil, Pati. Dua orang lainnya, yakni Ahmad Haris Nasution dan M. Yasin ditemukan meninggal beberapa saat setelah kejadian. Total, lima korban tewas dalam musibah itu.
Lokasi tenggelamnya sejumlah korban tersebut, diduga berada di kawasan pusaran air laut.
Tim SAR Jepara sebelumnya pernah memetakan lokasi pusaran air laut tersebut, dengan harapan pengunjung pantai tidak mendekati lokasi tersebut karena berbahaya.
Selain tempat bertemuanya dua arus air laut dari arah berlawanan, kawasan tersebut diduga juga memiliki tingkat kedalaman yang lebih dalam dibandingkan dengan lokasi lain yang berada di tepi pantai tersebut. (Ant/Ein)
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Lulus Suprayetno, di Jepara, korban pertama yang ditemukan, yakni Ali Mahmudi (13) ditemukan Senin (24/12) pukul 05.20 WIB, sedangkan M. Habib Rahman (16) ditemukan pukul 07.30 WIB dan korban ketiga, yakni Roisul Umam (15) ditemukan pukul 17.30 WIB.
Habib Rahman, asal Desa Puncel, Kecamatan Dukuhseti ditemukan 700 meter arah utara dari lokasi kejadian, sedangkan Ali Mahmudi , asal Desa Klakah Kasian, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, ditemukan sekitar 50 meter dari lokasi korban berenang.
Korban ketiga, yakni Roisul Umam asal Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati ditemukan sekitar 800 meter arah barat dari lokasi kejadian.
Dua korban yang ditemukan lebih awal, katanya, sudah diantar ke rumah duka, sedangkan korban ketiga setelah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah R.A. Kartini Jepara juga diantarkan ke rumah duka. "Dengan demikian, pencarian korban tenggelam di Pantai Bandengan sudah berakhir," ujarnya.
Insiden tenggelamnya tiga orang tersebut berawal ketika tujuh orang yang merupakan bagian dari rombongan Pondok Pesantren Raudlatul Falah dari Desa Bermi, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, bermain di tepi pantai dengan menggunakan satu pelampung berbentuk angka delapan.
Ketika dihantam ombak, ketujuh orang tersebut terpelanting dari atas pelampung yang dinaiki bersama.
Dari tujuh orang tersebut, dua orang di antaranya selamat, yakniMoh Irsyad (10) asal Kendal dan Irfan Kurniawan (15) warga Trangkil, Pati. Dua orang lainnya, yakni Ahmad Haris Nasution dan M. Yasin ditemukan meninggal beberapa saat setelah kejadian. Total, lima korban tewas dalam musibah itu.
Lokasi tenggelamnya sejumlah korban tersebut, diduga berada di kawasan pusaran air laut.
Tim SAR Jepara sebelumnya pernah memetakan lokasi pusaran air laut tersebut, dengan harapan pengunjung pantai tidak mendekati lokasi tersebut karena berbahaya.
Selain tempat bertemuanya dua arus air laut dari arah berlawanan, kawasan tersebut diduga juga memiliki tingkat kedalaman yang lebih dalam dibandingkan dengan lokasi lain yang berada di tepi pantai tersebut. (Ant/Ein)