Liputan6.com, Rukwa - Sedikitnya 37 kasus kolera telah dilaporkan di wilayah southern highlands Tanzania, Rukwa, kata seorang pejabat medis, Minggu (12/12).
Benjamin Chota, kepala petugas medis Distrik Nkasi di wilayah tersebut mengatakan tiga kasus kolera pertama dilaporkan di unit isolasi Korongwe pada 2 Desember.
Baca Juga
Advertisement
"Setelah tiga kasus dilaporkan, tim ahli medis mengumpulkan sampel dari tiga pasien dan tes menunjukkan bahwa mereka menderita kolera," kata Chota dalam konferensi pers, demikian dikutip dari laman Xinhua, Senin (13/12/2021).
Dia mengatakan, otoritas Distrik Nkasi, Tanzania membuat lokasi darurat untuk merawat pasien kolera di mana 37 pasien dirawat sejak 10 Desember 2021.
"25 pasien kolera dirawat dan dipulangkan dan 12 pasien masih menerima perawatan di lokasi darurat," kata pejabat itu.
Peter Lijualikali, komisaris Distrik Nkasi, mendesak petugas medis di distrik tersebut untuk memastikan bahwa kolera dapat ditanggulangi sebelum menyebar ke distrik lagi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
15 Orang Tewas Akibat Wabah Kolera di Tanzania Tahun 2018
Sedikitnya 15 orang meninggal dunia dan sekitar 397 lainnya dirawat di rumah sakit pada tahun 2018 setelah wabah kolera menyebar di Sumbawanga, Tanzania Barat. Demikin kata seorang pejabat pada Selasa 5 Juni 2018.
Menurut petugas medis setempat, wabah tersebut terjadi akibat warga meminum air yang tidak aman selama musim panen padi.
Fani Mussa, Otoritas Medis Sumbawanga, mengatakan bahwa para ahli kesehatan terus meningkatkan upaya guna memerangi penyakit yang menular melalui air tersebut yang bisa mengakibatkan diare akut.
Ia menyerukan upaya terpadu dari semua pemegang saham dalam menanggulangi penyakit itu, yang muncul pada pertengahan Mei 2018.
"Para pejabat medis melakukan apa saja yang dapat mereka kerjakan untuk menangani penyakit tersebut termasuk melakukan pendidikan dan meningkatkan kesadaran anggota masyarakat," kata Mussa di dalam satu wawancara, seperti dikutip dari Antara.
Namun, Mussa mengkritik reaksi buruk masyarakat mengenai langkah-langkah menjaga kebersihan dan mekanisme preventif lain. Hal itu menyulitkan pemerintah untuk mengendalikan wabah kolera tersebut.
Pada November tahun 2017, wabah lain kolera di wilayah itu merenggut tujuh nyawa. Wabah tersebut dapat dikendalikan pada Maret tahun ini.
Pada 2015, wabah besar kolera yang melanda negara Afrika Timur itu merenggut sebanyak 166 nyawa.
Advertisement