Faik Fahmi: AP I Tak Akan Jual Aset Bandara

PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memastikan tidak akan menjual aset sebagai upaya memaksimalkan sejumlah bandara

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Des 2021, 15:20 WIB
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali yang dikelola Angkasa Pura I (dok: AP I)

Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memastikan tidak akan menjual aset sebagai upaya memaksimalkan sejumlah bandara yang dikelolanya.

Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menjelaskan, pihaknya justru akan melakukan skema daur ulang aset atau recycling asset untuk menghijaukan kembali kinerja keuangan.

Dia menekankan, dalam recycling asset, bandara-bandara yang dimiliki oleh AP I akan dikerjasamakan pengelolaannya oleh pihak luar.

"Recycle itu kan memanfaatkan aset ya agar value-nya meningkat. Jadi tidak dijual asetnya, tapi dikerjasamakan sehingga value-nya naik," kata Faik Fahmi di Hotel Pan Pacific, Jakarta, Senin (13/12/2021).

Mengenai bandara yang akan dikerjasamakan, Faik menyebutkan ada tiga bandara. Pertama, Bandara Internasional Lombok, di mana terdapat lahan sekitar 550 hektar yang bisa dikembangkan untuk mendukung ajang perlombaan MotoGP.

Namun demikian, Perseroan tidam merinci siapa pihak asing yang akan mengelola Bandara Internasional Lombok. Sebab, prosesnya kini masih dalam tahap penawaran dan beberapa kandidat telah berminat untuk pengelolan Bandar Lombok.

"Sekarang ini sudah tahap penawaran, ada beberapa kandidat yang berminat untuk masuk," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tak Jual Aset

Bandara Internasional Lombok atau Lombok International Airport. (Ilyas/Liputan6.com)

Kedua, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makkasar yang pengelolaannya akan dikerjasamakan dengan pihak lain. 

Kemudian ketiga, Bandara Ngurah Bali juga masuk dalam strategi recycling asset perseroan. Akan tetapi, penawaran Bandara Ngurah Rai menunggu pembukaan penerbangan internasional.

"Nah nanti kita tunggu di 2022, setelah mungkin nanti isu terkait Omicron mudah-mudahaan tidak menimbulkan gelombang ketiga, kemudian turis mulai masuk, baru kita pertimbangkan," tegasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya