Perusahaan Game Berbasis Blockchain Raih Pendanaan USD 15 Juta

Industri game di kawasan Asia terus berkembang.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Des 2021, 21:54 WIB
Ilustrasi Blockchain. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA), subDAO regional pertama dari guild game yang berbasis blockchain terdesentralisasi Yield Guild Games (YGG), telah mengumpulkan USD 15 juta dalam dua putaran penggalangan dana untuk mendukung adopsi game play-to-earn di Asia Tenggara.

Guild game atau gim kelompok ini awalnya akan fokus di Malaysia, Indonesia, Vietnam, Singapura dan Thailand sebelum mengembangkan di seluruh kawasan.

Putaran perdana yang dilakukan pada Agustus 2021 didorong oleh YGG dan Infinity Ventures Crypto. Kemudian, pada bulan November, putaran terbatas tambahan dipimpin oleh Crypto.com dari Capital, Animoca Brands, MindWorks Ventures, Poloniex, Jump Capital dan Sembrani Kiqani dari BRI Ventures dengan partisipasi dari Circle, Digital Currency Group, Hashed, Polygon, Bukalapak, United Overseas Bank (UOB) Venture Management, Arca Funds, Evernew Capital, OKEx Blockdream Ventures, Yolo Ventures, SevenX Ventures, LongHash Ventures, Hashkey Group, Morningstar Ventures, Rise Capital Dialectic, SweeperDAO, PetRock Capital, DNC Ventures, FBG Capital dan Emfarsis.

“Mendukung merek pesaing dan ekosistem adalah jantung dari Sembrani Kiqani. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang ingin memasuki metaverse, wajar bagi kami untuk bermitra dengan YGG SEA,” kata Marcel Lukman, Founding Partner Sembrani Kiqani, dalam keterangannya, Senin (13/12/2021).

fund yang diluncurkan oleh BRI Ventures yang menyasar startup tahap awal di sektor direct-to-consumer (D2C).

Pendanaan tersebut akan memungkinkan YGG SEA untuk memberikan penawaran yang ditargetkan kepada komunitas game regional. Guild game ini akan fokus untuk mendukung game play-to-earn yang dikembangkan secara lokal di setiap negara dan memperoleh asetgame untuk kepentingan basis komunitas.

“Mendukung merek yang berdaya saing dan ekosistemnya adalah inti dari Sembrani Kiqani. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang ingin memasuki metaverse [meta semesta], wajar bagi kami untuk bermitra dengan YGG SEA,” kata Marcel Lukman, Founding PartnerSembrani Kiqani, fund yang diluncurkan oleh BRI Ventures yang menyasar startup tahap awal di sektor direct-to-consumer (D2C).

Pendanaan tersebut akan memungkinkan YGG SEA untuk memberikan penawaran yang ditargetkan kepada komunitas game regional. Guild game ini akan fokus untuk mendukung game play-to-earn yang dikembangkan secara lokal di setiap negara dan memperoleh aset game untuk kepentingan yang kelompok komunitas atau guild.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Selanjutnya

Ilustrasi Blockchain. Dok: catalysts.cc

YGG SEA sendiri dipimpin oleh Evan Spytma sebagai CEO dan salah satu pendiri dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di studio game seperti Unity Technology dan Electronic Arts (EA). Bergabung dengan Spytma sebagai salah satu pendiri adalah Dan Wang, yang sebelumnya mengepalai operasi di Riot Games di China, dan Irene Umar dari Discovery Nusantara Capital, modal ventura untuk gaming yang berbasis di Indonesia.

“Saat kami hadir di seluruh dunia, subDAO seperti YGG SEA adalah inti dari strategi ekspansi YGG karena mereka memiliki pengetahuan dan jaringan lokal. Tim yang meluncurkan YGG SEA memiliki pengalaman mendalam dalam mendorong adopsi teknologi di kawasan ini danpermintaan akan game play-to-earn di seluruh Asia sangat kuat,” kata Gabby Dizon, salah satu pendiri Yield Guild Games.

Asia Tenggara mewakili lebih dari 700 juta orang dari 11 negara. Kawasan ini juga merupakan salah satu kawasan crypto paling aktif secara global. Pada bulan November, empat dari 10 negara teratas untuk penggunaan dompet Metamask berada di Asia Tenggara. Sebagian besar kegiatan ini didorong oleh Axie Infinity dan game play-to-earn lainnya sebagai cara untuk menambah penghasilan selama pandemi.

“Sebagai subDAO YGG pertama, kami merintis model untuk kepentingan beberapa negara NFT paling aktif di dunia. Sementara Filipina telah menjadi pusat gerakan play-to-earn selama setahun terakhir, permintaan meningkat dengan cepat di negara lain, dan Asia Tenggara adalah kawasan yang sangat beragam. Sangat penting untuk memiliki tim seperti kami, dengan sikap membumi dan pemahaman tentang kebutuhan lokal dan nuansa budaya, yang dapat membangun komunitas regional dari bawah ke atas,” kata Evan Spytma, CEO dan salah satu pendiri YGG SEA.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya