KPK Tetapkan 15 Tersangka Kasus Suap Proyek Dinas PUPR

KPK menetapkan 15 tersangka baru dalam kasus dugaan suap proyek di Dinas PUPR dan pengesahan APBD Kabupaten Muara Enim tahun 2019

oleh Fachrur Rozie diperbarui 13 Des 2021, 22:08 WIB
Sejumlah tersangka dugaan suap terkait pengadaan barang dan jasa di Dinas PUPR dan pengesahan APBD Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 bersiap mengikuti rilis penetapan dan penahanan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (13/12/2021). KPK resmi menahan 15 tersangka baru. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan 15 tersangka baru dalam kasus dugaan suap proyek di Dinas PUPR dan pengesahan APBD Kabupaten Muara Enim tahun 2019. 15 tersangka tersebut terdiri dari mantan dan anggota DPRD Muara Enim.

"KPK melakukan penyelidikan dan diikuti dengan meningkatkan status perkara ini ke tahap penyidikan pada bulan November 2021," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam jumpa pers Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (13/12/2021).

15 tersangka tersebut yakni 10 orang mantan anggota DPRD Muara Enim di antaranya Daraini, Eksa Hariawan, Elison, Faizal Anwar, Hendly, Irul, Misran, Tjik Melan, Umam Pajri, dan Willian Husin. Sementara lima lainnya masih aktif sebagai legislator Muara Enim yakni Agus Firmansyah, Ahmad Fauzi, Mardalena, Samudra Kelana, dan Verra Erika.

Mereka semua diduga menerima uang aspirasi atau ketuk palu senilai Rp 3,3 miliar dari kontraktor Robi Okta Fahlevi. Mereka juga diduga menerima sebesar Rp 5,6 miliar dari Robi untuk pengadaan proyek.

Alex mengatakan, setiap tersangka menerima uang dengan nominal berbeda. Namun Alex tak menjelaskan lebih rinci jumlah uang yang masuk ke kantong mereka masing-masing. Yang jelas, menurut Alex, uang itu diberikan untuk melancarkan beberapa proyek yang akan dikerjakan perusahaan Robi.

Menurut Alex, uang yang diterima mereka dari Robi diduga digunakan untuk biaya kampanye.

"Diduga akan digunakan sebagai bagian dari biaya kampanye mengikuti pemilihan anggota DPRD Kabupaten Muara Enim tahun berikutnya," kata Alex.

 


Langsung Ditahan

Ke-15 orang tersangka tersebu langsung ditahan di rumah tahanan (rutan) berbeda. Mereka ditahan selama 20 hari pertama sejak 13 Desember 2021 sampai dengan 1 Januari 2021.

Agus, Ahmad, dan Daraini ditahan di Rutan KPK di Gedung Merah Putih. Sementara Elison, Faizal, dan Samudera ditahan di Rutan KPK Kavling C1. Kemudian Eksa, Hendly, Irul, Misran, Tjik, Umam, dan Willian ditahan di Rutan KPK cabang Pomdam Jaya Guntur. Sedangkan Mardalena dan Verra ditahan di Rutan Polres Jakarta Selatan.

"Agar tetap terjaga dan upaya preventif berkesinambungan dari sebaran virus Covid-19 di lingkungan Rutan KPK, para tersangka akan dilakukan isolasi mandiri pada Rutan masing-masing," kata Alex.

Atas perbuatannya, mereka semua disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 UU Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

Diketahui, penetapan tersangka terhadap mereka merupakan pengembangan kasus dugaan suap yang sebelumnya telah menjerat mantan Bupati Muara Enim Ahmad Yani, Bupati Muara Enim Juarsah, mantan Bupati Muara Enim Aries HB, Plt Kadis PUPR Muara Enim Ramlan Suryadi, Kabid Pembangunan Jalan dan PPK di Dinas PUPR Kabupaten Muara Enim Elfin MZ Muhtar serta seorang pihak swasta bernama Robi Okta Fahlefi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya