Inalum Kembangkan Klaster Industri Aluminium, Target Produksi 50 Ribu Ton

Melalui anak usaha PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA), Inalum akan memproduksi billet aluminium sekunder.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Des 2021, 09:30 WIB
Inalum Operating akan memproduksi billet aluminium sekunder berkapasitas cetak 50 ribu ton per tahun. (Dok Inalum)

Liputan6.com, Jakarta - Inalum Operating selaku bagian dari BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID berkomitmen terhadap pengembangan klaster industri aluminium nasional.

Melalui anak usaha PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA), Inalum akan memproduksi billet aluminium sekunder berkapasitas cetak 50 ribu ton per tahun secara bertahap. Ke depannya, berbagai produk aluminium ekstrusi sebagai produk turunan juga bakalan diproduksi.

Inisiatif tersebut ditandai dengan Groundbreaking revamping atau Engineering Procurement Contruction (EPC) pabrik peleburan billet aluminium sekunder di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, pada Rabu 8 Desember 2021.

Proyek revamp dilakukan oleh kerjasama IAA dengan Konsorsium Kontraktor PT Rekayasa Industri dan KSO Asahan Citra Win.

Direktur Operasi dan Portfolio MIND ID Danny Praditya mengatakan, inisiatif peningkatan nilai tambah dari proses pengolahan aluminium ini berperan strategis untuk mengembangkan klaster industri aluminium di Indonesia.

"Peningkatan kapasitas sebesar 50 ribu ton per tahun mendukung pemenuhan kebutuhan aluminium dan pengembangan klaster industri aluminium nasional," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/12/2021).

Perusahaan menetapkan target penyelesaian proyek revamp fasilitas produksi billet aluminium dapat beroperasi penuh pada kuartal IV 2022 dengan target pasar baik domestik maupun global.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Industrialisasi Aluminium

Aluminimum produksi PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) di Kuala Tanjung Sumatera Utara. (Ilyas/Liputan6.com)

Ke depannya, IAA tidak hanya mengembangkan pada hilirisasi saja, tetapi juga industrialisasi aluminium.

Dalam produksinya, IAA akan menggunakan bahan baku skrap yang merupakan proses daur ulang dari barang-barang aluminium bekas.

"Konsumsi energi yang dibutuhkan dalam proses daur ulang aluminium hanya sebesar 5 persen dari aluminium primer (proses elektrolis). Hal ini menjadikan aluminium sebagai bahan yang ramah lingkungan, karena dalam proses daur ulang sama dengan menghemat energi hingga 95 persen," terang Danny.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya