Liputan6.com, Jakarta - Fenomena langit merah disertai petir yang terjadi di sekitar Gunung Welirang sempat membuat heboh warganet. Video yang menggambarkan fenomena tersebut pun sempat ramai di media sosial.
Banyak warganet yang mengaitkan fenomena tersebut dengan kondisi Gunung Welirang yang masih aktif. Namun berdasarkan keterangan resmi dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) peristiwa itu merupakan hal yang biasa terjadi.
Advertisement
"Fenomena awan yang terlihat berwarna merah, merupakan hal yang biasa terjadi. Hal tersebut merupakan salah satu contoh fenomena optik atmosfer," tutur Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stamet Juanda, Teguh Sri Susanto seperti dikutip dari akun Instagram @infobmkgjuanda, Selasa (14/12/2021).
Lebih lanjut dijelaskan, warna awan disertai langit merah di sekitarnya disebabkan oleh pembiasan cahaya Matahari dari partikel-partikel yang ada di atmosfer, sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna kemerahan.
"Semakin rendah posisi Matahari dari garis cakrawala, semakin rendah pula cahaya merah yang dicapai," tutur Teguh lebih lanjut. Fenomena langit kemerahan ini memang biasanya terjadi pada sore menjelang malam hari.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemunculan Petir
Selain itu, pada sore menjelang malam teramati dari radar BMKG Juanda terpantau banyak pertumbuhan awan Cumulonimbus di sekitar lokasi video, yakni Gunung Welirang. Awan cumulonimbus sendiri merupakan satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan petir.
"Sambaran kilat dari awan ini menambah cahaya kemerahan dari langit tersebut. Diharapkan masyarakat agar tidak panik. Tetap selalu memantau dan mencari informasi yang valid, sehingga terhindar dari isu-isu yang tidak bertanggung jawab. Terima kasih," ujar Teguh menutup pernyataannya
(Dam/Isk)
Advertisement