Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Jaka Pradipta berpendapat bahwa Indonesia akan susah menolak datangnya COVID-19 varian Omicron di Indonesia.
“Karena penularan Omicron sangat hebat, maka banyak pasien yang sakit bersama-sama dan ini akan meningkatkan angka kematian. Saya rasa Indonesia pun susah menolak Omicron masuk,” kata Jaka dalam unggahan Instagram Story.
Advertisement
“Jadi yang perlu kita lakukan adalah bersiap untuk Omicron masuk ke Indonesia,” tambahnya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai upaya bersiap menghadapi masuknya Omicron ke Indonesia. Salah satunya adalah vaksinasi anak.
“Pertama vaksinasi anak, kedua vaksinasi booster apabila pemerintah sudah menyediakan, ketiga menjaga kesehatan dari dalam.”
Cara menjaga kesehatan dari dalam adalah dengan menjaga berat badan ideal dengan olahraga, makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan melakukan aktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Berikut Ini
Kasus Omicron Dunia
Hingga 14 Desember 2021 jumlah kasus COVID-19 varian Omicron di seluruh dunia mencapai 11.718 dan jumlah probable-nya lebih dari 77.000.
Jumlah tersebut merupakan gabungan dari 77 negara seperti melansir newsnodes.com, Selasa (14/12/2021). Dengan kata lain, COVID-19 varian Omicron sudah ditemukan di 77 negara di dunia.
Terkait hal ini, Jaka mengatakan bahwa kasus konfirmasi Omicron dunia terutama di Inggris (United Kingdom/UK) memang sedang meningkat.
“Penyebaran kasus Omicron memang sedang meningkat di UK, 1.576 kasus per harinya,” ujar Jaka.
Ia pun menyampaikan data bahwa total kasus Omicron di UK sudah mencapai 4.713.
Dengan peningkatan tersebut, Pemerintah UK melakukan berbagai upaya agar angka tak melambung.
“Apa sih yang dilakukan mereka? Satu meningkatkan level alert-nya dari 3 menjadi 4, kemudian memberikan booster vaksin bagi masyarakatnya dan menjaga perbatasan dari negara luar,” kata Jaka.
Alert atau peringatan di UK terdiri dari 5 level, yakni:
-Level 5 risiko pelayanan kesehatan kewalahan
-Level 4 transmisi tinggi atau meningkat secara eksponensial
-Level 3 virus beredar secara umum
-Level 2 jumlah kasus dan penularannya rendah
-Level 1 COVID-19 tidak lagi hadir di Inggris.
Advertisement
Di Afrika Selatan
Sementara itu, situasi di Afrika Selatan yang menjadi lokasi awal ditemukannya Omicron sejauh ini kasus hariannya mencapai 37 ribu kasus.
“Afrika Selatan mencapai 37 ribu kasus per hari dan 80 persen kasusnya itu ya Omicron sudah bukan Delta lagi.”
Per 12 Desember 2021 kasus kematian harian di Afrika Selatan sebanyak 21 orang. Ini bukan hanya disebabkan Delta tapi juga disebabkan Omicron.
“Dari angka kasus harian dan kematian, artinya angka kematiannya kurang dari 1 persen, tapi ingat ini bukan hanya angka dan data. Ini nyawa manusia, nyawa kita, keluarga kita, sahabat kita dan ini harus kita perhatikan bersama,” tutup Jaka.
Infografis Amankah Vaksinasi COVID-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun?
Advertisement