Liputan6.com, Jakarta Rapat koordinasi dan Focus Group Discussion (FGD) bersama para pelaku dan pegiat ekonomi kreatif (ekraf), digelar Pemerintah Kota Malang di Pasar Seni Bareng (Pasebar) pada Jumat (10/12). Agenda tersebut sengaja digelar, dalam upaya untuk membahas ekonomi kerakyatan.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Malang Sutiaji menegaskan, kemajuan teknologi tidak bisa ditolak siapapun, terutama di ranah bisnis atau usaha. Ya, semakin meningkat teknologi informasi, kini makin banyak penjual dan pembeli bertemu di platform digital. Melihat fakta tersebut, Sutiaji pun mengatakan bahwa ekonomi kerakyatan harus terus diperjuangkan.
Advertisement
"Komite ekonomi kreatif rapat di pasar rakyat barangkali satu-satunya di Indonesia, di baliknya ada pesan penting aktivasi dan penguatan ekonomi kerakyatan dengan kreatif," ujar Sutiaji, dalam acara FGD yang dikemas santai dan gayeng sambil ngopi bareng dan menikmati sajian polo pendem.
Dalam acara tersebut, turut hadir para pelaku industri kreatif dan ikut menyampaikan beberapa aspirasinya, dengan dialog sangat cair dan tanpa sekat. Ki Joko Rendi salah satunya yang ikut sharing. Dia menceritakan pengalamannya, ketika ada wisatawan yang ingin mencari lokasi Pasar Seni Bareng dan tersesat.
"Karena tidak mengetahui penanda arah menuju lokasi. Kami berharap ada penanda arah untuk menarik pengunjung ke pasar," usul Ki Joko.
Menyoal branding, Dadik Wahyu Chang, anak muda kreatif dari Bantaran mendorong agar ada kesinambungan dalam hal kebijakan aktivasi aset kreatif Kota Malang. Dia mencontohkan, pentingnya penguatan aktivasi maskot Kota Malang Osi dan Ji yang memiliki makna mendalam Malang Iso Dadi Siji (Malang bisa jadi satu) yang tersemat dalam filosofi maskot.
Matangkan Malang Jadi Kota Kreatif
Dalam FGD tersebut, hadir salah satu anggota Komite Ekonomi Kreatif Bidang Pemasaran dan Komunikasi Sam Taufik Saguanto. Dia berharap, agar pasar-pasar tradisional bisa memainkan peran mendukung ekonomi kreatif sebagai creative hub maupun coworking space.
Itu karena, menurut dia, Kota Malang memiliki anak-anak muda kreatif yang membutuhkan alamat untuk pengembangan perusahaan. Menanggapi aspirasi tersebut, Orang nomor satu di Pemkot Malang memiliki keyakinan yang sama terkait potensi kreatif Malang. Menurut Sutiaji, Kota Malang sebagai Kota Kreatif di Indonesia tidak hanya dikenal di tataran regional, namun juga nasional bahkan internasional.
"Saya sangat mengapresiasi berbagai usulan yang masuk. Hal itu akan memperkaya proses mematangkan Kota Malang sebagai Kota Kreatif di Indonesia. Optimasi potensi akan tercapai jika semua pihak meminggirkan kepentingan individu atau kelompok untuk bersatu. Kuncinya adalah kolaborasi," ujar Sutiaji.
Atas berbagai usulan itu, Sutiaji menegaskan komitmen Pemkot Malang untuk terus menata dan memperkuat branding pasar-pasar tradisional. Menurutnya, penanda arah yang dibutuhkan dapat dimaknai dalam dua hal, fisik dan digital.
"Kemajuan teknologi tidak bisa ditolak, orang sekarang mencari alamat ya melalui Google Maps, maka nanti saya tugaskan Diskominfo untuk perkuat branding pasar," terang pria berkacamata tersebut.
Untuk diketahui, dalam acara tersebut, juga hadir Ketua Startup Singo Edan (Stasion) Malang Muhammad Ziaelfikar Albaba. Dia hadir untuk menyerahkan trofi penghargaan Kota Malang sebagai Kota Kreatif 2021 kepada Wali Kota Sutiaji. Penghargaan tersebut diterima dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Kota Samarinda pada 30 November lalu.
(*)
Advertisement