Hingga November 2021, PIP Salurkan Pinjaman Rp 17,8 Triliun ke Usaha Mikro

Pemerintah telah menyalurkan bantuan pinjaman ke usaha mikro melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP)

oleh Arief Rahman H diperbarui 14 Des 2021, 20:08 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjumpai 500 nasabah Mekaar binaan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) di Alun-alun Kota Bekasi. Dok Kementerian BUMN

Liputan6.com, Jakarta Unit usaha mikro jadi sektor yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Tak sedikit dari usaha tersebut bahkan hingga gulung tikar, meski di sisi lain masih ada yang bertahan dan berusaha bangkit.

Sejumlah bantuan pun disalurkan pemerintah, salah satunya bantuan pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP). PIP telah menyalurkan Rp 17,89 triliun pinjaman ultra mikro (UMi) kepada lebih dari 5,3 juta debitur hingga November 2021.

“Sebaran pinjaman terbanyak berada di pulau Jawa dengan jumlah Rp 12,57 triliun dan 3,7 juta debitur, diikuti Sumatera, Bali – Nusa Tenggara dan Sulawesi masing-masing dengan jumlah pinjaman sebesar Rp 3,15 Triliun, Rp 764 miliar dan Rp 760 miliar,” ujar Muhammad Yusuf, Direktur Kerjasama Pembiayaan dan Pendanaan PIP, dalam keterangan resmi, Selasa (14/12/2021).

Ia mengatakan, untuk tahun depan Pusat Investasi Pemerintah menargetkan dapat menyalurkan pinjaman sebesar Rp 7,2 Triliun dan debitur sebanyak 2 juta orang.

Diketahui, peran UMKM, termasuk usaha ultra mikro, mencapai 64,2 juta dengan kontribusi sebesar 61,07 persen terhadap PDB Indonesia. Selain itu, UMKM mampu menyerap 97 persen total tenaga kerja dan sekitar 60 persen dari total investasi di Indonesia.

Upaya penyaluran bantuan pinjaman dana ini juga tak terlepas dari kampanye yang dijalankan PIP sejak Agustus 2021 lalu. Kampanye bertajuk “Bersama Sahabat – UMi Bangkit” yang terdiri dari beberapa program pendukung. Seluruh program ini dilakukan untuk membantu mendorong pelaku usaha kecil, menengah, dan mikro agar bisa tetap bertahan di masa pandemi.

“Melalui kampanye ini, kami telah membentuk Ekosistem UMi yang bertujuan untuk mendorong peningkatan dan pendampingan usaha khususnya di segmen usaha mikro dan Ultra Mikro (UMi). Ekosistem UMi tersebut antara lain Wadah Usaha UMi, Inkubasi UMi, serta rencana ekosistem Kampung UMi yang akan dilakukan tahun depan. Ekosistem UMi ini dilakukan di beberapa daerah antara lain di Ternate, Maluku Utara; di Majalengka dan Bandung Barat, Jawa Barat; serta di Malang, Jawa Timur,” ujar Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ririn Kadariyah.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penerima Bantuan Pinjaman

Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ririn menyampaikan, di Ternate, Maluku Utara, program Wadah Usaha UMi memberikan lapak usaha dengan biaya sewa yang lebih murah kepada para pelaku usaha ultra mikro. Rahma Kharie, salah satu pelaku usaha disana mengaku usaha Tahu Tunanya bisa terus bertahan hingga saat ini berkat bantuan Pusat Investasi Pemerintah melalui Wadah Usaha UMi.

Kemudian, Program Inkubasi UMi yang dilakukan di Jawa Barat dan Jawa Timur membantu para debitur untuk mengakses pinjaman dan pengetahuan teknis. Hasilnya, para debitur bisa meningkatkan usaha mereka. Ai Khodijah, pelaku usaha warung Seblak Mak Ai di Majalengka, Jawa Barat, mengaku terbantu oleh program ini.

Selain menjual Seblak, saat ini Ai sudah mulai mempromosikan jualannya melalui platform online. Ai juga menambah variasi produk yang dijualnya,seperti menambahkan jajanan lain seperti basreng, kacang dan cemilan lainnya.

Debitur lainnya di Majalengka yang mendapatkan program Inkubasi UMi adalah Nia Anriani, yang membantu suaminya dalam berjualan Siomay Sinar Rejeki. Awalnya, Nia dan suami hanya berjualan menggunakan gerobak motor yang digunakan berkeliling kampung, namun setelah adanya pendampingan mereka dapat membuat satu gerobak permanen dan menambah varian produk yang dijual yaitu batagor.

Nia mengakui bahwa adanya pendampingan ini membantu dirinya dan suami meningkatkan omset usaha. Sebelum mengikuti program Inkubasi UMi, omset usahanya perbulan adalah Rp 7.700.000. Dan setelah menjadi bagian dari program Inkubasi UMi, usaha mereka pun meningkat hingga meraih omset Rp 9.900.000 dalam sebulan.

Ririn mengatakan Pusat Investasi Pemerintah akan terus menyediakan layanan pinjaman yang mudah dan cepat bagi pelaku usaha ultra mikro di seluruh Indonesia.

“Termasuk berbagai pendampingan dan pelatihan yang diperlukan oleh para pelaku usaha. Hal ini sejalan dengan misi Pusat Investasi Pemerintah untuk menjadi koordinator pendanaan pembiayaan ultra mikro yang profesional dan kredibel,” tukasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya