Liputan6.com, Jakarta - Noh Alam Shah merupakan salah satu striker tersubur sepanjang sejarah Asia Tenggara. Striker asal Singapura ini masuk kategori karena rekornya tidak pecah selama 11 tahun.
Torehan 17 gol membuat Noh Alam Shah menetap di puncak top skor sepanjang masa Piala AFF sejak dirinya pensiun pada 2010.
Advertisement
Capaiannya baru pecah pada turnamen edisi 2020 yang berlangsung 2021. Dia disalip striker Thailand Teerasil Dangda yang mencetak empat gol hingga 15 Desember.
Ketajaman Noh Alam Shah di lapangan pun berbuah gelar. Singapura sukses menjuarai Piala AFF dua kali bersamanya untuk total mengoleksi empat titel.
Produktivitas sosok yang total membuat 35 gol di pentas internasional itu pun membawanya ke luar negeri. Noh Alam Shah mengadu nasib di Malaysia dan Indonesia.
Sayang, kariernya di sana tidak berjalan mulus seperti harapan.
Adu Jotos
Catatan dua gol Noh Alam Shah pada Piala AFF 2008 meyakinkan Arema FC untuk memboyongnya ke Tanah Air setahun berselang. Kepercayaan Singo Edan pun tidak sia-sia. Noh Alam Shah melesakkan 32 gol dari 73 penampilan.
Namun, insiden kontroversial kerap menghampiri. Pada laga melawan Persela Lamongan, dia diganjar kartu merah setelah bersiteru dengan FX Yanuar Wahyu.
Semua bermula dari ulah Noh Alam Shah yang meremas kemaluan lawan. Yanuar Wahyu langsung melepas bogem mentah. Ketika meninggalkan lapangan, Noh Alam Shah lalu menerjang pemain Persela. Dia harus dipisahkan rekan setim dan petugas keamanan. Atas aksinya, Noh Alam Shah dilarang bermain sekali.
Advertisement
Pelatih Sendiri Juga Ditantang
Noh Alam Shah tidak hanya menantang lawan. Dia juga terlibat perang dingin dengan klub.
Pada Juni 2011, Noh Alam Shah tersinggung mendengar komentar pelatih Miroslav Janu pada wawancara televisi jelang laga melawan Persisam Putra Samarinda.
Dia absen pada laga itu. Namun, Noh Alam Shah tidak tinggal diam. Dia menunggu kepulangan tim memegang stik golf dan menantang Janu berkelahi. Asisten pelatih Tony Ho dan pemain lain pun harus turun tangan memisahkan keduanya.
Pada keterangannya kemudian Janu menyatakan alasannya mencadangkan Noh Alam Shah. Dia melihat sang pemain tidak dalam kebugaran maksimal karena absen di latihan.
Di sisi lain, Noh Alam Shah punya alasan untuk tidak hadir. Dia merasa tidak perlu melakukannya karena belum menerima gaji.
Perkuat Persib dan PSS
Pada Februari 2012, Noh Alam Shah dan Arema FC akhirnya memutuskan berpisah karena masalah pembayaran upah.
Noh Alam Shah kemudian melanjutkan karier di Indonesia bersama Persib Bandung dan PSS Sleman. Dia juga sempat membela klub yang membesarkan namanya, Tampines Rovers, sebelum gantung sepatu tahun 2015.
Advertisement