6 Fakta Menarik Pacitan, Kota Seribu Gua Kampung Halaman SBY

Di Pacitan terdapat rumah kelahiran atau peninggalan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 Republik Indonesia.

oleh Henry diperbarui 15 Des 2021, 08:30 WIB
Goa Gong yang indah (sumber: pacitankab)

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Pacitan adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang beribu kota di Pacitan. Pada zaman Hindia-Belanda, daerah ini disebut Kawedanan Pacitan yang terkenal dengan tujuan wisatanya.

Di kabupaten ini, terdapat rumah kelahiran atau peninggalan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI). Jalur untuk menuju Pacitan dapat ditempuh melalui arah Ponorogo, arah Wonogiri, arah Trenggalek, yang juga merupakan Jalur Lintas Selatan/Jalan Raya Lintas Selatan yang menghubungkan Pacitan hingga Tulungagung dan Blitar.

Kabupaten Pacitan terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten Trenggalek di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kidul, sehingga kurang cocok untuk pertanian.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Pacitan. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Pacitan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Kota Seribu Gua

Pacitan dikenal sebagai Kota Seribu Gua. Ini dibuktikan dari jumlah goa atau gua yang mencapai 105 buah, menurut laman resmi Pacitan. Salah satu gua yang terkenal akan keindahannya adalah Goa Gong. Masyarakat menamai tempat ini ‘Gong’ karena sering mendengar suara gong yang menggema dari dalamnya.

Tidak seperti tempat uji nyali, Goa Gong sudah diberi lampu hias warna-warni agar menambah keindahan dalamnya. Tempat ini bahkan dijuluki gua stalaktit terindah se Asia Tenggara. Gua ini terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung dengan jarak tempuh 37 km arah barat dari kota Pacitan.

Ada pula Goa Kalak. Konon, mantan Presiden Soeharto pernah bersemadi di gua ini. Ada juga Goa Tabuhan. Di dalam gua ini jika dipukul akan membunyikan suara seperti gamelan Jawa

2. Tradisi Ceprotan

Tradisi Ceprotan merupakan ritual khusus masyarakat Desa Sekar Kecamatan Donorejo, Pacitan, yang selalu dilaksanakan setahun sekali dengan perhitungan kalender Jawa pada bulan Dzulqaidah (Longkang), tepat hari Senin Kliwon.

Tradisi Ceprotan bertujuan sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas segala yang telah dilimpahkan. Acara tradisi di Pacitan ini dimulai sejak pagi hari dengan diiringi tari-tarian.

Tradisi Ceprotan dimulai dari pengumpulan ayam dari beberapa warga. Upacara Ceprotan dipimpin oleh kepala desa dan juga melibatkan kepala dusun. Puncak acara tradisi Ceprotan ini berlangsung pada sore hari saat matahari mulai terbenam. Biasanya diawali dengan tarian surup atau Terbenamnya Matahari dan kemudian juru kunci akan membacakan doa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


3. Rumah Masa Kecil SBY

6 Potret Rumah Masa Kecil SBY, Kamarnya Sempit dan Jauh dari Kemewahan (Sumber: Brilio)

SBY lahir lingkungan pesantren di Desa Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949. SBY menghabiskan masa kecilnya di rumah yang sangat sederhana dan jauh dari kemewahan. Masa remaja SBY dihabiskan di sana dan jauh dari orangtua.

Hal itu terungkap dari unggahan putranya, Agus Yudhoyono beberapa waktu lalu yang mengunggah foto penampakan kamar masa kecil ayahnya. Kamar masa muda mantan presiden RI itu terlihat begitu sempit dengan kasur kecil. Meski sudah tak ditempati lagi, kamar tersebut masih tetap terawat dan rapi.

Dari kamar sederhana itu, SBY dapat membangun cita-cita untuk meraih kesuksesan. Rumah SBY dibangun dengan model Jawa klasik atau biasa disebut Joglo. Rumah utama atau rumah kelahiran SBY, kini telah diwakafkan sesuai keputusan keluarga.

Rumah ini sudah diubah menjadi galeri foto SBY dan keluarga. Ada satu ruangan khusus yang dipenuhi dengan foto-foto masa lalu SBY serta almarhumah Ani Yudhoyono. Bangunan bersejarah bagi keluarga SBY ini masih tetap dipugar dan dijaga keasliannya hingga kini.

4. Ekonomi dan Industri

Kondisi geografis Pacitan yang sebagian besar berbukit tandus menyebabkan daerah ini kurang cocok untuk bercocok tanam padi sehingga ketela pohon atau singkong menjadi alternatif sejak dahulu. Hasil pertanian utama Pacitan adalah singkong, cengkih, kelapa, dan kakao yang baru dibudidayakan beberapa tahun terakhir.

Potensi bahan tambang juga cukup besar di kawasan Pacitan. Kerajinan batu akik yang terpusat di kawasan Donorojo, sedikit banyak telah menyumbang nilai penting bagi Pacitan. Di Pacitan juga terdapat beberapa sentra industri yaitu industri rokok milik perusahan rokok Sampoerna, dan perusahan rokok Sukses.

Industri lainnya adalah berdirinya pabrik Timah di daerah Arjosari, pabrik triplek di Widoro, pabrik woodboard di Arjosari. Selain itu dibangun juga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan Daya 2 X 315 MW yang berlokasi di Teluk Bawur, Sudimoro, yang diresmikan Presiden SBY pada 16 Oktober 2013 secara langsung di PLTU Pacitan.


5. Kuliner Khas Pacitan

Nasi tiwul alias nasi oyek, sumber kalori pengganti nari beras. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Makanan khas Pacitan adalah nasi tiwul, bahkan penganan ini dahulu merupakan makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat kawasan Pegunungan Kidul seperti Wonogiri, Wonosari, Pacitan, dan Trenggalek. Nasi tiwul terbuat dari gaplek (umbi dari ketela pohon yang dikeringkan) yang kemudian ditumbuk dan ditanak.

Kuliner Pacitan juga memanfaatkan ikan tuna yang diolah menjadi tahu, nuget, otak-otak, kerupuk, bakso, pangsit, dan berbagai olahan lainnya yang menjadikannya sebagai oleh-oleh khas Pacitan. Kuliner khas lainnya adalah Kupat Tahu, Putri Gunung, Sayur Kalakan, Punten dan Cenil.

 

6. Wisata Pacitan

Tak hanya dikenal sebagai Kota Seribu Goa, Pacitan juga punya banyak wisata alam yang indah. Ada Pemandian Air Hangat Tirtohusodo yang berada di Kecamatan Arjosari, sekitar 15 km dari pusat kota ke arah utara. Tempat ini menyuguhkan pesona mandi di bawah kaki Gunung Kelir dengan air panas alami, fasilitas di pemandian ini pun cukup lengkap seperti villa, toko cenderamata, kantin atau rumah makan, dan parkir yang luas.

Monumen Jenderal Sudirman berada di Kecamatan Nawangan, sekitar 45 km dari pusat Kota Pacitan. Monumen ini berdiri megah di atas gunung dan telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di sini masih dapat kita lihat rumah yang digunakan Jenderal Sudirman ketika melakukan gerilya.

Selain itu, Pacitan juga menjadi tempat dengan wisata pantai terhampar luas. Kalau suka pantai dengan pasir putih dan pemandangan batu karang yang indah, Pantai Watu Karung, Srau, Pantai Klayar dan Pantai Kasap bisa menjadi pilihannya.

Namun jika Anda lebih menyukai pantai yang penuh dengan sarana wisata dan mudah diakses, Pantai Teleng Ria bisa menjadi pilihannya karena hanya berjarak sekitar 3 km dari pusat kota. Pantai lain yang bisa dikunjungi seperti Pantai Soge yang terkenal dengan jembatan indahnya.


Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya