Bursa Asia Melemah Ikuti Wall Street, Investor Cermati Data Ekonomi China

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu pagi 15 Desember 2021 seiring investor cermati dampak omicron hingga the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Des 2021, 08:56 WIB
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bergerak variasi pada perdagangan Rabu (15/12/2021). Hal ini seiring bursa saham Amerika Serikat atau wall street yang tertekan. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengingatkan mengenai varian omicron yang menular lebih cepat dari varian sebelumnya.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,12 persen pada awal sesi perdagangan, dan indeks Topix menanjak 0,48 persen. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,26 persen dan indeks Australia ASX susut 0,28 persen.

China akan merilis beberapa data ekonomi pada Rabu, 15 Desember 2021 termasuk produksi industri dan penjualan ritel. Dalam pencatatan saham perdana, perusahaan Biotek China BeiGene akan mulai debut di bursa saham Shanghai Star Market yang berisi saham teknologi.

BeiGene telah telah tercatat di bursa saham Hong Kong dan Nasdaq di Amerika Serikat. Demikian dilansir dari CNBC, Rabu pekan ini.

Di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah seiring saham teknologi kapitalisasi besar yang tertekan dan inflasi menguat.

Indeks Nasdaq memimpin penurunan dengan merosot 1,14 persen menjadi 15.237,64. Indeks S&P 500 melemah 0,75 persen menjadi 4.634,09. Indeks Dow Jones tersungkur 0,30 persen menjadi 35.544,18.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Investor Cermati Pertemuan The Fed hingga Omicron

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Adapun the Federal Reserve akan menggelar pertemuan dua hari pada pekan ini. Ketua The Fed Jerome Powell akan gelar konferensi pers pada Rabu pekan ini.

Investor juga memperhatikan dampak varian omicron setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan soal varian baru COVID-19 omicron yang menular lebih cepat dari varian sebelumnya. Sementara itu, harga minyak turun setelah IEA mengatakan permintaan harga minyak lebih rendah dari yang diharapkan pada 2022 karena varian omicron.

“Harga minyak turun setelah the International Energy Agency (IEA) mengatakan pasar minyak kembali surplus bulan ini dan surplus akan turun pada awal tahun depan,” ujar Direktur Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dihar.

Ia menambahkan, permintaan minyak akan melemah seiring varian COVID-19 omicron serta produksi minyak lebih kuat dari OPEC+, Amerika Serikat, Kanada dan Brazil. Harga minyak mentah terus turun selama jam perdagangan di Asia. Harga minyak mentah Amerika Serikat turun 0,48 persen menjadi USD 70,4 per barel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya