Liputan6.com, Yogyakarta- Maraknya investasi bodong di tengah masyarakat memotivasi para trader di Yogyakarta untuk berkumpul. Para trader di Yogyakarta ini pun membentuk komunitas yang diberi nama Mataram Trader Community (MATARY).
Komunitas trader di Yogyakarta ini memang masih sangat baru. Beranggotakan 40 orang, MATARY mengukuhkan keberadaannya pada 12 Desember 2021.
“Jadi, kami resah fenomena investasi bodong kebanyakan mengatasnamakan industry bursa forex dan kripto,” ujar Ketua MATARY, Dadik.
Melalui komunitas ini, ia ingin mengedukasi masyarakat tentang investasi sekaligus menghalau scam investasi dengan pola-pola tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Dadik, trading adalah perang melawan diri sendiri. Artinya, ketika dilaksanakan dengan penuh nafsu dan tanpa ilmu maka seketika itu sah menjadi sebuah perjudian. Sementara, posisi perdagangan di bursa adalah puncak tertinggi dari semua bentuk perdagangan yang ada.
“Jadi, seharusnya dilaksanakan dengan penuh pemahaman akan potensi resikonya dan ilmu yang memadai,” ucap Dadik.
Ia berpendapat untuk bisa “Trading For Living" dibutuhkan jam terbang dan effort yang sangat besar. Rata-rata trader pemula baru bisa mulai stabil setelah belajar minimal selama 2 sampai 3 tahun secara kontinu.
“Dengan kata lain bahwa seluruh penawaran investasi bursa yang menjanjikan keuntungan yang instan sudah pasti tidak menyampaikan informasi yang sebenarnya,” tuturnya.
Dadik juga berbagi tips untuk trading dengan aman, seperti memilih broker yang legal di Indonesia sehingga investor dilindungi Undang-Undang, belajar tanpa kenal lelah, sabar dan bisa menguasai nafsu, tidak penakut, sekaligus tidak serakah.
Dalam acara peluncuran MATARY, Dadik yang juga merupakan gitaris band Jikustik memperkenalkan sejumlah tim inti MATARY, seperti, RM Tonny Praditya, Iwan "Warlord", Landung, Wahyu, Arif "Naruto", Agra Aghasa, dan Billy. Peluncuran komunitas MATARY di Yogyakarta yang ditandai dengan pemotongan tumpeng juga dihadiri Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta Denny Mulyana dan Kompol Wilson Pasaribu.