Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed) akan mengakhiri pembelian obligasi di era pandemi pada Maret 2022 jika target inflasi telah terpenuhi. Selain itu, the Fed juga membuka peluang untuk kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase pada akhir 2022.
"Perekonomian tidak lagi membutuhkan peningkatan jumlah dukungan kebijakan," kata Ketua The Fed Jerome Powell dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (16/12/2021).
"Dalam pandangan saya, kami membuat kemajuan pesat menuju lapangan kerja maksimum," ujar Powell.
Dalam proyeksi ekonomi baru mereka, para pejabat memperkirakan inflasi akan mencapai 2,6 persen tahun depan, dibandingkan dengan 2,2 persen yang mereka proyeksikan pada bulan September, dan tingkat partisipasi akan turun menjadi 3,5 persen, mendekati atau melebihi kesempatan kerja penuh.
Akibatnya, pejabat memproyeksikan suku bunga acuan bank sentral AS akan perlu naik dari level mendekati nol saat ini menjadi 0,90 persen pada akhir 2022.
Hal itu akan memulai siklus kenaikan yang akan melihat tingkat suku bunga kebijakan The Fed naik menjadi 1,6 persen pada tahun 2023 mendatang dan 2,1 persen pada tahun berikutnya - mendekati tetapi tidak pernah melebihi tingkat yang akan dianggap membatasi kegiatan ekonomi.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Laju Pembelian Obligasi
Skenario yang ditetapkan oleh Bank Sentral AS tersebut adalah sesuai perkiraan di mana inflasi sebagian besar mereda di tahun-tahun mendatang. Inflasi tahunan telah berjalan lebih dari dua kali lipat target Fed dalam beberapa bulan terakhir.
Untuk menaikkan suku bunga, The Fed mengumumkan akan menggandakan kecepatan pembelian obligasi, menempatkannya di jalur untuk mengakhiri pembelian Treasuries dan sekuritas berbasis hipotek (MBS) pada bulan Maret.
Sampai baru-baru ini, Bank Sentral AS itu telah membeli USD 120 miliar Treasuries dan MBS setiap bulan untuk membantu mendorong pemulihan ekonomi.
Saham AS ditutup naik tajam, sementara imbal hasil treasury juga naik.
Awalnya, dolar menguat setelah keluarnya pernyataan dan proyeksi The Fed sebelum akhirnya terkoreksi dan diperdagangkan lebih rendah terhadap mata uang utama.
Perkiraan para trader berjangka adalah kenaikan suku bunga pertama pada Mei dan kedua pada akhir 2022.
Advertisement