Omicron Sudah Masuk Indonesia, Pertumbuhan Ekonomi Diramal Tetap Positif

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi 1 kasus mutasi varian Omicron di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2021, 23:19 WIB
Aktivitas warga terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Karantina COVID-19 Hotel Yasmin, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (17/6/2021). Variant of concern (VOC) diyakini menular lebih cepat hingga memperberat gejala COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi 1 kasus mutasi varian Omicron di Indonesia. Kasus ini berasal dari pekerja pembersih di rumah sakit Wisma Atlet.

Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies), Bhima Yudhistira menilai pemerintah harus melakukan antisipasi dan memperketat penegakan protokol kesehatan. Hal ini dilakukan agar dampak kasus varian omicron ini tidak menyebar dan menganggu momentum pemulihan ekonomi nasional.

"Yang terpentying antisipasinya dan penegakan protokol kesehtan serta vaksinasi terus dilanjutkan di daerah yang rawan," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (16/12/2021).

Munculnya varian baru ini kata Bhima diperkirakan dampaknya tidak banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab sejauh ini dampaknya masih kecil dan terkendali.

"Efeknya masih kecil selama penularan terkendali dan tidak menimbulkan dampak seperti varian delta," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Selanjutnya

Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bhima optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif. Diperkirakan ekonomi masih bisa tumbuah 3 persen - 4 persen (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi diproyeksi 3-4 persen (yoy) positif karena low base effect dibanding tahun 2022 dimana pembatasan sosial lebih ketat," kata dia.

Selain pemulihan itu, konsumsi rumah tangga, kinerja ekspor dan investasi menopang pertumbuhan sepanjang 2021.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya