Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional berkisar 3,2-4,4 persen untuk tahun 2021. Hal ini didukung oleh sejumlah indikator yang mencatatkan tren pertumbuhan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan-IV akan menunjukkan perbaikan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas pasca langkah penanganan Covid-19 varian delta oleh pemerintah.
Advertisement
“Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 berada dalam kisaran proyeksi BI yaitu 3,2-4,4 persen,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (16/12/2021).
Prediksi itu masih dipertahankan Bank Indonesia lantaran melihat berbagai indikator yang digunakan mencatatkan tren perkembangan positif. Diantaranya kinerja konsumsi swasta, investasi, dan konsumsi pemerintah yang diperkirakan terus meningkat.
“Ditengah terjaganya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh kinerja lapangan usaha utama, antara lain industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan yang tetap baik,” tuturnya.
Dengan demikian, per Desember 2021 sejumlah indikator menunjukkan proses pemulihan yang terus berlanjut. Misalnya peningkatan mobilitas masyarakat di berbagai daerah.
“Kenaikan penjualan eceran, penguatan keyakinan konsumen, serta ekspansi Purchasing Managers Index (PMI) di sektor manufaktur,” katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prospek 2022
Sementara itu Perry menyebut, untuk 2022 perbaikan ekonomi akan didukung oleh konsumsi swasta yang diperkirakan terus meningkat. Serta kinerja ekspor dan belanja fiskal pemerintah yang tetap terjadi seiring meningkatnya mobilitas masyarakat.
“Pembukaan ekonomi yang meluas, serta kebijakan ekonomi yang berlanjut baik sisi fiskal maupun bank indonesia,” katanya.
“Dengan perkembangan tersebut BI perkirakan ekonomi domestik 2022 tumbuh lebih tinggi jadi 4,7-5,5 persen,” imbuhnya.
Disisi lain, divisi sektor eksternal neraca pembayaran Indonesia diperkirakan tetap baik. Kinerja transaksi berjalan pada tahun 2021 diperkirakan membaik didorong oleh surplus neraca pembayaran yang berlanjut.
“Neraca perdagangan November 2021 mencatat surplus USD 3,5 Miliar, didukung kinerja ekspor komoditas utama, seperti batubara besi dan baja dan kimia organik,” kata dia.
Advertisement