Varian Omicron Belum Pengaruhi Target IHSG

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai sentimen omicron ini memiliki dampak terbatas bagi IHSG.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Des 2021, 19:58 WIB
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengumumkan varian baru COVID-19, omicron terdeteksi di Indonesia. Menyusul kabar tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur.

IHSG melemah 0,47 persen ke posisi 6.594,79. Indeks LQ45 merosot 0,78 persen ke posisi 937,11. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.661,94 dan terendah 6.579,36.

Namun demikian, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai sentimen omicron ini memiliki dampak terbatas bagi IHSG. Asumsinya, persebaran varian omicron tak sebabkan pembatasan lebih lanjut.

"Selama tidak menyebabkan lockdown yang berkepanjangan, seharusnya tidak begitu berdampak. Untuk target IHSG masih sama di sekitar 7.400 - 7.600” ujar dia kepada Liputan6.com, Kamis (16/12/2021).

Sementara itu, Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, berkaca saat varian delta menyebar sempat membuat IHSG melemah sekitar 10 persen. Namun, ia menuturkan, IHSG kembali naik 10 persen saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diangkat.

Wawan mengatakan, IHSG memang koreksi tetapi masih wajar karena kekhawatiran omicron. Ia menilai, Indonesia siap hadapi varian omicron sehingga jadi katalis positif.

"Program vaksinasi sudah hampir 50 persen, tingkat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit masih banyak. Tidak berharap omicron ini menyebar cepat seperti delta. Tapi sudah cukup disiplin jalani protokol kesehatan,"  kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Wawan menambahkan, kekhawatiran dampak omicron belum akan pengaruhi target IHSG. Ia optimistis, IHSG akan berada di kisaran 6.600-6.700 pada akhir 2021.

"Belum ada kekhawatiran PPKM ditingkatkan lagi. IHSG akhir tahun bisa 6.600-6.700. Kalau IHSG 6.600 juga sudah penuhi target tumbuh 10 persen,” kata dia.

Di tengah sentimen varian  omicron yang masuk Indonesia tersebut, Wawan mengatakan, ada sektor saham yang dapat jadi pertimbangan antara lain sektor saham kesehatan dan telekomunikasi terutama menara.Kemudian sektor keuangan.

”Pendapatan sektor menara akan meningkat karena membutuhkan banyak data, tower diuntungkan,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sentimen Suku Bunga Acuan BI

Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, sentimen Bank Indonesia yang pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen, Wawan menilai, hal tersebut sudah sesuai prediksi pasar.

Wawan menuturkan, seharusnya BI berpotensi turunkan suku bunga karena faktor fundamental ekonomi Indonesia lebih baik.

Namun, Wawan mengatakan, Bank Indonesia berhati-hati seiring bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang akan melakukan pengurangan pembelian obligasi atau tapering.

Adapun sentimen tapering, menurut Wawan berdampak ke obligasi."Aliran dana keluar dari obligasi. Harga obligasi turun," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya