Profil Sergio Aguero, Penyerang Barcelona yang Pensiun Akibat Masalah Jantung

Penyerang Barcelona, Sergio Aguero harus mundur dari dunia sepak bola akibat mengalami masalah jantung

oleh Dzaky Nurcahyo diperbarui 17 Des 2021, 09:00 WIB
Sergio Aguero - Aguero mengalami cedera pada sesi Latihan Barcelona sejak 8 Agustus 2021. Mantan bomber Manchester City itu diprediksi baru dapat berlaga lagi pada bulan Oktober. (Foto: AFP/Lluis Gene)

Liputan6.com, Jakarta - Striker Barcelona, Sergio Aguero resmi gantung sepatu. Eks bintang Manchester City ini pensiun pada usia 33 tahun akibat mengalami masalah jantung.

Diketahui Aguero mengalami cardiac arrhythmia atau gangguan irama jantung. Sehingga, hal ini menjadi penyebab utamanya memutuskan untuk berhenti sebagai pemain sepak bola.

“Konferensi pers ini bertujuan untuk memberikan pengumuman bahwa saya telah memutuskan untuk berhenti sebagai pemain sepak bola profesional,” ujar Aguero di Camp Nou.

“Sejujurnya, keputusan ini sangat sulit bagi saya. Namun, masalah kesehatan menjadi penyebab utama. Disisi lain, saya hanya memiliki sedikit harapan bila terus bermain. Ini keputusan sulit,” tambahnya.

Aguero sendiri baru mengetahui memiliki masalah pada jantungnya ketika Barcelona ditahan imbang 1-1 Alaves pada November lalu. Ia merasa nyeri di bagian dada dan akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penangan pertama.

Bersama Blaugrana, Aguero tercatat baru turun di lima pertandingan dan mencetak satu gol. Ia pindah ke La Liga usai kontraknya tidak diperpanjang Manchester City pada akhir musim lalu.


Legenda Manchester City

Pada awal musim 2011/2012 ia melanjutkan karier di Liga Inggris bersama Manchester City. Di musim pertamanya, ia langsung memberi gelar juara Liga Inggris dengan sumbangsih 23 gol dari 34 laga di Liga Inggris. Total 5 gelar Liga Inggris diraihnya. (AFP/Glyn Kirk)

Sergio Aguero memiliki karier yang cemerlang ketika membela Manchester City selama 10 musim. Pemilik nama asli Sergio Leonel Agüero del Castillo ini mencatatkan 260 gol dari 390 penampilannya bersama The Citizen.

Dari seluruh gol itu, ia pernah mencetak gol kemenangan dramatis kontra Queens Park Rangers yang memberikan gelar juara Liga Inggris kepada Manchester City pada musim 2011/12. Selain itu, total gol yang ia miliki mampu membawanya menjadi top skor klub sepanjang masa.

Selain memuncaki perolehan gol The Sky Blues, pria kelahiran Buenos Aires itu tercatat sudah meraih 13 trofi. Mulai dari trofi Piala FA, tiga trofi Community Shield, empat trofi Liga Inggris dan lima trofi Piala Liga.

Bahkan, Chairman Manchester City, Khaldoon Al Mubarak berencana membuat patung Aguero untuk mengenang jasa-jasanya. Nantinya, patung Aguero bakal disandingkan dengan pahlawan Manchester City lainnya, seperti Vincent Kompany dan David Silva.


Perjalanan Panjang

Pada awal musim 2006/2007 ia pindah ke Atletico Madrid dengan mahar senilai 23 juta euro dan berstatus sebagai salah satu pemain muda terbaik di dunia. (AFP/Bru Garcia)

Jauh sebelum memiliki karier yang cemerlang, Aguero kecil belajar mengenai sepak bola dari sang Ayah, Leonel del Castillo, yang pernah berkiprah di liga amatir Argentina. Aguero mengasah kemampuannya setiap hari dengan bermain si kulit bundar di tanah lapang dekat rumahnya.

Lalu, pada tahun 1997, Aguero berkesempatan untuk mengasah kemampuannya di Akademi Independiente. Bersama Independiente, Aguero semakin menggila, kemampuannya meningkat pesat dan pernah digadang-gadang bakal menjadi penerus legenda Argentina, Diego Armando Maradona.

Akhirnya, ia mampu menembus skuat utama dan membela Independiente selama dua musim. Kemudian, pindah ke La Liga bersama Atletico Madrid pada musim 2006 dan sukses mencetak 100 gol dari 230 pertandingan.

Alhasil, berkat kemampuannya, pada 2011 ia dilirik Manchester City untuk diboyong ke Etihad Stadium. Saat itu, Aguero ditebus dengan mahar 35 juta poundsterling dan langsung masuk skema permainan Roberto Mancini.


Sangat Bersyukur

Ditemani presiden Barcelona, Aguero memaparkan alasannya pensiun akbiat faktor kesehatannya. Ia diketahui mengalami sesak napas saat pertandingan melawan Deportivo Alaves pada 31 Oktober lalu. Belakangan ini ia didignosis mengalami aritmia atau gangguan irama jantung. (AP/Emilio Morenatti)

Pemilik penghargaan Pemain Terbaik FIFA 2007 dan Tuttosport Golden Boy di tahun yang sama ini sangat bersyukur memiliki karier yang indah. Ia tidak menyangka bisa menjadi salah satu pesepakbola yang diperhitungkan di Eropa.

“Saya sangat bersyukur atas karier saya di dunia sepak bola. Saya tidak menyangka mimpi saya untuk berkarier menjadi pesepakbola profesional sejak berusia 5 tahun menjadi kenyataan dan saya akan pergi dengan kepala tegak,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya