Liputan6.com, Jakarta - Hattrick merupakan salah satu capaian tertinggi pemain di satu pertandingan sepak bola. Apresiasi layak diberikan karena mencetak tiga gol dalam 90 menit tidaklah mudah.
Sang pemain pun biasanya mendapat kenang-kenangan atas kinerjanya. Mereka boleh membawa pulang bola sepak.
Advertisement
Dalam perjalanannya, muncul istilah hattrick sempurna. Jargon tersebut diberikan kepada pemain yang sukses merobek gawang lawan menggunakan kaki kanan, kiri, dan kepala.
Namun, ada jenis hattrick lain yang tidak kalah unik. Sang pemain sukses melesakkan trigol melalui penalti.
Capaian ini bahkan sudah terjadi pada Maret 1950.
Penghuni Daftar
Winger Manchester United (MU) Charlie Mitten melakukannya pada laga Liga Inggris 1949/1950 melawan Aston Villa. Jangankan hattrick, Mitten bahkan sukses melesakkan empat gol di pertandingan tersebut. Kontribusinya membantu MU berjaya 7-0.
Andy Blair (Sheffield Wednesday vs Luton Town, 1984/1985), Jan Molby (Liverpool vs Coventry, 1986/1987), David Dunn (Blackburn Rovers vs Rochdale, 2000/2021) juga melakukannya di ajang Piala Liga Inggris.
Nama-nama lain yang pernah menorehkan hattrick melalui penalti mencakup Ken Barnes, Gordan Petric, hingga Giuseppe Giannini. Alex de Souza bahkan sukses melesakkan empat penalti ke gawang Bahia saat membela Cruzeiro pada Desember 2003 pada 37 menit awal pertandingan.
Advertisement
Prestasi Ronaldo
Namun, nama paling tenar yang pernah hattrick penalti jelas Ronaldo Luis Nazario. Tidak tanggung-tanggung, dia melakukannya saat Brasil menghadapi musuh bebuyutan Argentina pada kualifikasi Piala Dunia 2006.
Ronaldo bisa mengklaim layak meraih kehormatan tersebut. Pasalnya, seluruh tendangan 12 pas itu diberikan wasit menyusul pelanggaran terhadap dirinya.
Chilavert dan Palermo
Ada fakta-fakta menarik lain menyangkut topik ini. Bukan hanya pemain outfield, kiper Paraguay Jose Luis Chilavert juga pernah membuat hattrick melalui penalti.
Dia melakukannya di laga melawan Ferro Carril Oeste, November 1999, bersama Velez Sarsfield.
Di sisi lain, ada satu nama yang juga layak disebut meski karena alasan berbeda. Striker Argentina Martin Palermo mengambil tiga penalti pada laga Copa America 1999 melawan Kolombia.
Dia gagal memasukkan seluruhnya hingga masuk buku rekor Guinness. "Selalu ada yang pertama untuk segalanya. Saya baru saja melihatnya," kata Javier Alvarez, pelatih Kolombia ketika itu, dilansir Guardian.
Advertisement